Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Terungkapnya Identitas Jasad Mengambang di Cirebon

Kompas.com, 8 Mei 2024, 23:08 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi


CIREBON, KOMPAS.com - Kematian tragis yang dialami Indah Fitriani sempat tak diketahui beberapa hari oleh keluarga. Mereka hilang kontak dengan korban selama 5 hari.

Keluarga juga kesulitan mencari keberadaan Indah karena tinggal di Kabupaten Majalengka sebagai karyawan pabrik sejak 2023.

Siti Sholihah (42) bibi Indah Fitriani mengungkapkan kronologi pihak keluarga mengungkap misteri ini.

Baca juga: 5 Hari Hilang, Perempuan Ditemukan Tewas dengan Tangan Diikat di Cirebon

Siti terakhir berkabar dengan Indah pada Kamis (2/5/2024). Saat itu keduanya hanya bertukar kabar melalui aplikasi WhatsApp. Sholihah kemudian tidak lagi menghubunginya.

Tiba-tiba, Sholihah dihubungi kakaknya yang berada di Subang, pada Senin (6/5/2024) malam. Kakaknya mengabarkan bahwa Indah sempat posting sakit perut dan izin ke pabriknya tidak masuk beberapa hari.

Sholihah kemudian menghubungi alat komunikasi yang dimiliki Indah, namun tidak tersambung. Dia pun berusaha mencari informasi ke beberapa rekan kerjanya yang dapat dihubungi, namun juga tak mendapatkan kabar baik.

Baca juga: Indah Meninggal Tak Wajar, Keluarga Terpukul: Jangan Dibunuh Keponakanku

Kondisi itu membuat Sholihah panik. Pasalnya di hari yang sama, dirinya mendapatkan informasi penemuan jasad mengambang berjenis kelamin perempuan di Sungai Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, sejak Minggu (5/5/2024) petang.

Video tersebut viral, lantaran berulangkali disebar hingga terdengar Siti, sebagian besar keluarga korban, juga perangkat Desa Panguragan Wetan, tempat Siti tinggal.

Awalnya, Sholihah belum menyadari, lantaran informasi itu tidak menyampaikan identitasnya. Namun, setelah dilihat berulangkali, Siti melihat kemiripan pada beberapa tanda fisik jasad tersebut.

"Saya sudah curiga sejak Senin malam, saat dihubungi kakak, dan juga video viral itu. Saya kenal bajunya yang garis-garis, tapi saya tidak bisa ke Majalengka, karena sudah malam," kata Sholihah saat ditanya Kompas.com di rumahnya, Rabu (8/5/2024) siang.

Selasa pagi, Sholihah menemui ketua RT melaporkan kehilangan keponakannya. Laporan serupa juga dia lakukan ke perangkat Desa Panguragan Wetan, bahwa keponakannya telah hilang.

Setelah itu, Sholihah langsung menuju kosan Indah di Majalengka. Dia tidak menemui Indah, termasuk juga baju garis milik Indah, seperti yang dikenakan jasad perempuan yang mengambang di sungai.

Selasa siang, Sholihah kembali lagi ke rumah untuk membawa Badriyah (53), ibu kandung korban ke RSUD Arjawinangun.

Dari keterangan pihak kepolisian dan juga tim medis, Sholihah mengetahui bahwa jasad yang ditemukan tewas mengambang adalah Indah Fitriani.

Indah berusaha menyampaikan secara perlahan kepada ibu korban, melalui foto foto yang dimilikinya. Seketika, Badriyah menangis histeris dan menyadari bahwa anaknya telah meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau