Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Bocor dari Pipa Pertamina Cemari Sungai dan Irigasi di Indramayu

Kompas.com - 16/06/2024, 18:46 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-Tumpahan minyak mentah berceceran di sungai dan irigasi di Desa Lombang, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Minyak itu diduga berasal dari rembesan pipa milik Pertamina yang bocor.

Gendon (42), warga Desa Lombang, mengatakan minyak tersebut mulai terlihat pada Jumat (14/6/2024). Kondisinya makin parah pada Sabtu (15/6/2024).

Warga pun segera melaporkan kejadian tersebut kepada aparat pemerintah dan Pertamina.

“Saat pulang dari melaut, kaget lihat sudah banyak berceceran,” ujar Gendon kepada Tribun, Minggu (16/6/2024).

Baca juga: Kronologi Pencurian Pipa Minyak Pertamina di Medan, 2 Pelaku Buron

Ceceran minyak itu awalnya hanya menumpuk dan mencemari saluran irigasi.

Namun, karena terjadi pasang air laut, ceceran minyak masuk ke sungai yang terhubung langsung ke muara perairan Indramayu.

“Cecerannya bahkan sampai ke baro-baro (breakwater), cuma sudah dibersihkan sejak kemarin,” ujar dia.

Nelayan lainnya, Dunia (55), khawatir ceceran tersebut dapat mencemari lingkungan.

Imbas ceceran minyak ini, perahu-perahu milik nelayan juga terkena imbasnya. Perahu itu kotor oleh noda minyak hitam dan sulit dihilangkan.

“Saya biasa menyari ikan di dekat-dekat sini saja, khawatirnya lingkungan juga ikut tercemar apalagi sekarang nyari ikan lagi susah,” ujar dia.

Baca juga: Waspada, Jalur Mudik Cipatat KBB Licin karena Tumpahan Minyak Sawit

Setelah mendapat laporan, Bupati Indramayu Nina Agustina langsung menghubungi Pertamina untuk segera melakukan pembersihan.

Nina menyampaikan, sejak kemarin, Pertamina pun sudah turun tangan membersihkan.

Dia juga meminta kepada Pertamina untuk lebih peduli terhadap lingkungan, baik yang ada di darat maupun areal laut Indramayu.

 

Pipa milik Pertamina yang ada di Indramayu pun, lanjut Nina, diminta untuk dicek secara rutin dan berkala untuk mencegah terjadinya kebocoran kembali.

“Semua pipa-pipa yang ada di Indramayu harus di-maintenance, harus dicek baik pipa yang ada di daratan, di lautan, itu harus dicek karena kita tidak tahu usia dari pipa itu sudah berapa lama,” ujar dia.

Diketahui pipa yang mengalami kebocoran merupakan pipa yang menghubungkan Stasiun Pengumpul Utama (SPU) A - MGS Balongan KP 10.

Pjs Head of Communication, Relations & CID Zona 7 Asep M Abioga mengatakan, telah mengatasi insiden tersebut di hari yang sama.

Baca juga: Tumpahan Minyak Kotori Pantai di Batam, Diselidiki Polisi

Berbagai prosedur ditempuh, antara lain pemasangan safety line di area kebocoran serta pemasangan clamp untuk menghentikan kebocoran.

"Crew oilspill secara intensif berkoordinasi untuk melakukan clean up di area terdampak ceceran crude oil dengan menggunakan oil boom untuk meminimalisir area terdampak," ujar Asep M Abioga, Minggu (16/6/2024).

Asep mengatakan, tim teknis Pertamina EP juga terus memonitor kondisi jalur pipa dan memastikan tingkat keamanan sesuai dengan prosedur keselamatan.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Perahu Nelayan Pun Jadi Kotor, Minyak Mentah Hitam Berceceran di Sungai hingga Irigasi di Indramayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Tewas Tergantung di Flyover Cimindi Tinggalkan Surat Wasiat, Ini Isinya

Pria yang Tewas Tergantung di Flyover Cimindi Tinggalkan Surat Wasiat, Ini Isinya

Bandung
Pria Tewas Gantung Diri di Flyover Cimindi Bandung Tinggalkan Wasiat: Tolong Antarkan Saya

Pria Tewas Gantung Diri di Flyover Cimindi Bandung Tinggalkan Wasiat: Tolong Antarkan Saya

Bandung
Warga Desa di Garut Jadi Miliarder, Terima Rp 16,9 Miliar dari Pembebasan Lahan Tol

Warga Desa di Garut Jadi Miliarder, Terima Rp 16,9 Miliar dari Pembebasan Lahan Tol

Bandung
Hutan Mati Gunung Papandayan di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Hutan Mati Gunung Papandayan di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
7 Parpol Berkoalisi Usung Petahana Herdiat-Yana pada Pilkada Ciamis 2024

7 Parpol Berkoalisi Usung Petahana Herdiat-Yana pada Pilkada Ciamis 2024

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Penampakan Vila di Sukabumi yang Disebut Jadi Tempat Cetak Uang Palsu

Penampakan Vila di Sukabumi yang Disebut Jadi Tempat Cetak Uang Palsu

Bandung
Website SMAN 1 Kota Sukabumi Sempat Diretas, Jadi Iklan Judi Online

Website SMAN 1 Kota Sukabumi Sempat Diretas, Jadi Iklan Judi Online

Bandung
Pantai Sayang Heulang di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Sayang Heulang di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, 1 Orang Tewas

7 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, 1 Orang Tewas

Bandung
Seorang Pria Ditemukan Tewas Menggantung di Flyover Cimindi Bandung

Seorang Pria Ditemukan Tewas Menggantung di Flyover Cimindi Bandung

Bandung
Makan 70 Paku, Pria di Indramayu Kini Boleh Pulang Usai Dioperasi

Makan 70 Paku, Pria di Indramayu Kini Boleh Pulang Usai Dioperasi

Bandung
Diselidiki, Identitas Jasad Pria yang Tergantung di Flyover Cimindi

Diselidiki, Identitas Jasad Pria yang Tergantung di Flyover Cimindi

Bandung
Guru SMAN di Sumedang sampai Patungan untuk Biayai Pelajar Tak Punya Ongkos ke Sekolah

Guru SMAN di Sumedang sampai Patungan untuk Biayai Pelajar Tak Punya Ongkos ke Sekolah

Bandung
Jual Obat Terlarang Lagi, 2 Kios di Cianjur Dibakar 'Emak-emak'

Jual Obat Terlarang Lagi, 2 Kios di Cianjur Dibakar "Emak-emak"

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com