BOGOR, KOMPAS.com - Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada Senin (24/6/2024) diwarnai kericuhan.
Para PKL menolak pembongkaran lapak yang ada di jalur Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Aksi saling dorong dengan petugas pun tak terelakan.
Ratusan pedagang menghadang laju aparat gabungan Satpol-PP dan TNI/Polri untuk menolak penertiban.
Baca juga: Tarif Parkir Rest Area Gunung Mas Puncak Bogor Digratiskan untuk Wisatawan
Mereka bahkan sampai melakukan aksi bakar ban. Namun aksi tersebut tak mampu menghalau alat berat atau ekskavator.
Alat berat yang digunakan oleh petugas gabungan itu langsung merobohkan bangunan warung milik para pedagang.
Sebagian besar bangunan semipermanen yang terbuat dari triplek, batako dan asbes itu pun hancur dan remuk.
"Saya tinggal di warung tapi malah dibongkar. Tolong saya," ucap tangis salah satu pedagang bernama Sri Haryati.
Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, oleh petugas gabungan Satpol-PP, TNI, dan Polisi diwarnai kericuhan, Senin (24/6/2024).Dia mengaku sudah 8 tahun berjualan dan tinggal bersama anaknya di bangunan warung yang ada di pinggir Jalan Raya Puncak, Cisarua itu.
Baca juga: Viral, Unggahan Bengkel di Puncak Bogor Getok Harga Ganti Ban Serep, Ini Klarifikasinya
Sri sudah tak tahu harus kemana karena saat ini tak punya tempat tinggal lagi. Bangunan warung yang ia tinggali telah rata dengan tanah.
"Kalau orang lain kan udah punya rumah, kalau saya gak ada. Tinggal di sini. Kasur belum diangkat, saya tidur sama anak di sini. Saya belum dapat kontrakan, gimana mau pindah," ungkapnya.