Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPS di Desa Sukamukti Terbakar, Butuh Waktu 5 Jam untuk Pemadaman

Kompas.com - 24/06/2024, 12:53 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah tempat pembuangan sampah (TPS) yang berada di Desa Sukamukti Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terbakar pada Minggu (23/6/2024) kemarin, pukul 17.34 WIB.

Asap dari kebakaran tersebut sempat dikeluhkan warga Komplek Perumahan Kharisma Rancamanyar, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah.

Video kebakaran tersebut pun tersebar di media sosial media. Terlihat beberapa titik api menyebar di lokasi itu.

Dalam keterangan pada salah satu akun disebutkan, akibat asap dari pembakaran sampah itu, sebanyak empat orang dibawa ke sumah sakit, lantaran menderita sesak nafas.

Baca juga: Kebakaran di Gunung Bromo Padam, Penyebab Masih Didalami

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Kadis Damkar) Kabupaten Bandung, Iman Irianto mengatakan, pihaknya menerima laporan adanya asap tebal di Kompleks Perumahan Kharisma Rancamanyar.

Menurut pelapor, asap tersebut akibat kebakaran TPS yang terjadi di Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang.

"Laporan ke kami begitu, adanya asap, itu sebelum maghrib laporannya," kata dia saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, Senin (24/6/2024).

Proses pemadaman berlangsung sejak pukul 18:49 WIB hingga pukul 00.00 WIB.

Lantaran area lokasi tersebut luas, tim baru bisa menyelesaikan segala proses, mulai dari pemadaman hingga pendinginan pada pukul 03.30 WIB dinihari.

Baca juga: Percikan Api Dinamo Starter Pemicu Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar

Sebanyak 16 personel, sebuah water supply, dua mobil pemancar, dan sebuah mobil rescue diterjunkan ke lokasi.

Iman menambahkan, petugas berupaya memadamkan api dan berupaya meminimalisasi asap tebal yang menganggu masyarakat.

Pasalnya, kata dia, sudah ada seorang balita berinisal F yang beralamat di Jalam Katapang-Andir Kharisma 7 Desa Rancamanyar, yang dibawa ke RS untuk menjalani perawatan.

"Kini sedang dirawat di rumah sakit dan untuk bernafas harus diberi uap karena disinyalisasi berdiagnosa ISPA," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com