Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja yang Tewas Usai Muntah Darah di Puncak Bogor Diduga Korban "Bullying"

Kompas.com, 7 September 2024, 21:22 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Krisiandi

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Ridwan (16), remaja yang tewas usai muntah darah di Puncak, Bogor, Jawa Barat, diduga korban bullying atau perundungan oleh teman-temannya, Rabu (4/9/2024).

Adapun korban mengalami luka lebam di bagian kepala hingga mengakibatkan meninggal dunia sehari setelah kejadian, Kamis (5/9/2024).

Hal ini diketahui usai polisi mendalami penyebab kematian korban dan motif di balik kasus penganiayaan tersebut.

Baca juga: Remaja 16 Tahun Tewas Diduga Dianiaya Teman di Puncak Bogor

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bogor, Ipda Ndaru Cahya Diana mengatakan, pihaknya telah mendatangi lokasi untuk menghimpun keterangan saksi serta mengamankan barang bukti pakaian dan ponsel.

"Unit PPA Sat Reskrim Polres Bogor menindaklanjuti kasus remaja (Ridwan) yang diduga korban penganiayaan akibat perundungan, hingga mengakibatkan kehilangan nyawa di RSUD Ciawi," kata Ipda Diana dalam keterangannya, Sabtu (7/9/2024).

Berdasarkan hasil olah TKP, korban diduga di-bully teman-temannya sebelum dianiaya di wilayah Cisarua, Puncak.


Diana menyebutkan bahwa terduga pelaku diketahui adalah teman korban.

"Setelah mendatangi TKP serta mencari saksi beserta barang bukti Satreskrim Polres Bogor sampai pada kesimpulan bahwa korban dirundung oleh salah satu temannya berinisial KOS," ujar Diana.

Motif pelaku mengajak korban bertemu teman-temannya sesama pelajar di wilayah Puncak.

Setibanya di lokasi, korban lalu dipukuli oleh para pelaku hingga tak berdaya atau hampir tidak sadarkan diri.

"Motif pelaku yaitu mengajak korban bertemu teman-teman sesama pelajar, setelah sampai di lokasi, korban dipukuli oleh pelaku (KOS) dan terduga lainnya sehingga mendapatkan luka di kepala," ucapnya.

Saat korban tak berdaya karena muntah darah, pelaku menuntunnya sampai ke Pasar Cisarua.

Tak lama setelah itu, korban dijemput oleh orangtuanya dan langsung dilarikan ke RSUD Ciawi karena muntah darah.

Namun, saat tiba di RSUD Ciawi, nyawa korban tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia.

"Korban sempat dituntun oleh pelaku, sebelum dijemput orangtuanya untuk dibawa ke rumah sakit, dan dinyatakan meninggal dunia di RSUD Ciawi pada Kamis," tuturnya.

Hasil pemeriksaan diketahui bahwa korban mengalami luka lebam di bagian kepalanya.

Korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta, guna dilakukan otopsi atau pengecekan seluruh bagian tubuh korban.

Baca juga: Kabur Usai Tahanan Tewas, Dua Polisi di Polsek Kumpeh Ilir Ditangkap

Kini, penyidik kepolisian masih berupaya menelusuri keberadaan pelaku di sekolahnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku menghilang setelah menganiaya korban.

"Saat ini pihak kepolisian masih mencari keberadaan pelaku dan terduga pelaku lainnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ridwan tewas setelah diduga dianiaya oleh sejumlah temannya di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.

Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 18.30 WIB tepatnya di Cisarua, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Istri di Sumedang Tewas Dibunuh Suami, Pelaku Sempat Pamit Beli Bubur lalu Kabur

Kapolsek Megamendung AKP Dedi Hermawan mengatakan bahwa korban awalnya ditemukan dalam kondisi muntah darah.

Namun sehari kemudian, korban dinyatakan meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.

"Berdasarkan keterangan orangtuanya, saat ditemukan korban dalam kondisi muntah darah. Kemudian, korban dilarikan ke klinik 24 jam karena kondisi semakin memburuk hingga akhirnya dibawa ke RSUD Ciawi," ujar Dedi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9/2024)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau