Editor
Dias juga menyebutkan bahwa akses keluar-masuk kampungnya sangat sulit karena hampir semua jalan tertutup banjir.
“Akses jalan sekarang sulit karena semua tertutup banjir. Ada juga warga yang dievakuasi dari atap rumah ke rumah warga lain yang ada lantai duanya,” terang Dias.
Kondisi diperparah dengan pemadaman listrik yang membuat warga hanya bisa bertahan di lantai dua rumah masing-masing tanpa penerangan.
Uka Puji menambahkan, saat ini kebutuhan mendesak bagi warga yang terdampak adalah obat-obatan, selimut, dan makanan siap saji atau sembako.
Tim BPBD dan pihak terkait di lapangan sedang mendata jumlah rumah yang terendam banjir dan memprioritaskan bantuan pada wilayah terdampak paling parah. Banjir di kawasan Banjaran dan sekitarnya bukanlah kejadian yang langka bagi warga.
Dias mengungkapkan, banjir di kampungnya telah menjadi kejadian yang hampir rutin terjadi, terutama saat hujan deras.
“Dari saya masih kecil, banjir di sini memang sudah sering terjadi. Kalau curah hujan tinggi, pasti banjir, apalagi kalau di daerah atas Arjasari juga hujan,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang