Sebab, ia baru pertama kali datang ke Parung Panjang.
"Baru lihat kejadian begini, enggak berani juga menyeberang karena banyak truk besar, jadi disuruh nunggu sama ibu di sini," ujarnya.
Sementara itu, warga bernama Tio (28) mengatakan macet serta insiden ban meletus sering terjadi di ruas jalan tersebut.
Kemacetan karena banyak truk besar melintas bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari, "menghantui" warga, sehingga menyebabkan perjalanan terganggu.
"Sudah sering macet siang begini, apalagi kalau udah malam," ujarnya.
Menurut dia, kemacetan di Parung Panjang tak sama dengan tempat lain. Sebab, kemacetan disebabkan truk yang melanggar jam operasional pada siang hari.
Kemacetan juga terjadi karena truk-truk itu sering mogok. Kondisi itu pula kerap menyebabkan kecelakaan.
Baca juga: Terhambat Akses Jalan Rusak, Ibu di Sukabumi Lahirkan Anak di Jalan
"Macet barusan itu kan karena truknya mogok di depan, jadi arus kendaraan tersendat, apalagi kalau soal kecelakaan, sering banget," ucap warga Parung Panjang itu.
Sonia, pegawai minimarket, juga menceritakan dirinya sering menyaksikan kecelakaan.
"Kalau jalanan licin itu sering banget ada kecelakaan," ujar Sonia sambil melayani pembeli.
Selain itu, debu-debu dari truk itu membuat dagangan menjadi kotor. Mau tak mau, ia harus lebih sering membersihkannya.
"Ya gimana lagi, kan ini debu dari sana, jadi saya juga tutupnya cepat. Kalau sudah malam langsung tutup karena udah banyak truk melintas," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang