KARAWANG, KOMPAS.com - Sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (9/1/2025), Santi pulang ke rumahnya di Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat, usai menarik uang arisan.
Di teras rumahnya sudah menunggu Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Karding dan rombongan, serta suaminya, Salmin.
Rumah bercat dominan coklat itu tampak bersih dan nyaman, dengan teras untuk bersantai atau menerima tamu yang cukup estetik.
Perempuan dengan nama lengkap Santi Nurwatun Janah itu sejak umur 17 tahun menjadi pekerja migran Indonesia atau tenaga kerja wanita (TKW) ke Abu Dhabi selama dua tahun.
Baca juga: TKW Asal Bali Tewas di Malaysia Diduga Dibunuh, BP3MI Telusuri Agen Penyalur
Setelah itu, ia berangkat ke Taiwan sekitar 5 tahun dan juga ke Hong Kong.
Kini, perempuan 35 tahun itu mengelola tabungan warga dengan sistem arisan menggunakan modal dari sisa merantau ke luar negeri.
"Kuncinya harus benar-benar kerja dan soal uang jangan dihambur-hamburkan. Kita pakai keuangan seperlunya saja, untuk kebutuhan keluarga jangan buat yang nggak-nggak, insya Allah bisa berhasil," kata ibu dua anak itu.
Santi mengakui bahwa keluarganya berperan membantu mengelola keuangannya, baik ibunya sebelum ia menikah maupun suaminya saat ini.
Sebelum berangkat bekerja ke luar negeri, Santi mengaku lebih dulu mengikuti pelatihan sekitar tiga hingga empat bulan dari perusahaan penyalur.
Artinya, ia berangkat secara legal dan mempunyai kemampuan berkat mengikuti pelatihan.
Kepada Menteri PPMI, Santi juga bercerita soal proses keberangkatan dan pengalamannya selama menjadi TKW.
"Menurut saya, lebih enak di Taiwan, di negara Asia, karena bos bersikap lebih bersahabat. Itu pengalaman saja," ujar Santi.
Menteri PPMI Abdul Kadir Karding menyebut Santi sebagai salah satu purna pekerja migran yang inspiratif.
"Jadi alhamdulillah setelah beliau bekerja di Arab, Taiwan, dan Hong Kong, alhamdulillah bersama suami bisa hidup bahagia, punya rumah yang menurut saya sangat baik," kata Karding.
Karena itu, Karding memilih menginap di rumah Santi di Desa Ciparagejaya untuk menyerap aspirasi dan menjiwai persoalan TKW.