Mereka juga merupakan gabungan dari dua jurusan, yakni 80 pelajar IPA dan 75 pelajar IPS.
Rachmasari menyebut masalah pihak sekolah yang tidak mendaftarkan sebanyak 155 siswa eligible dalam SNBP ke Kementerian Pendidikan terjadi karena ada salah teknis.
Sebanyak 30 siswa eligible dari jurusan IPS tiba-tiba mengundurkan diri di akhir bulan Januari sehingga harus mencari penggantinya.
Proses ini membuat pihak sekolah telat mendaftarkan seluruh siswa.
Baca juga: Ratusan Siswa SMAN 7 Cirebon Gagal Daftar SNPMB, Orangtua Geruduk Sekolah
Rachmasari menyadari kesalahan pihak sekolah. Tim panitia tidak mendaftarkan siswa yang telah lebih dulu siap sejak awal finalisasi.
Tim panitia justru menunggu seluruh 155 kuota terpenuhi baru mendaftar, yang berujung pada keterlambatan dan penutupan batas akhir.
"Sebanyak 155 siswa eligible ini harusnya sudah didaftarkan sejak awal hingga 31 Januari 2025, tetapi terakhir ada 30 siswa jurusan IPS yang mundur di akhir Januari sehingga harus dicari pengganti, terjadi keterlambatan. Namun, salahnya juga tidak segera mendaftar siswa yang telah siap sejak awal," kata Rachmasari saat dimintai penjelasan Kompas.com.
Untuk mengatasi masalah ini, dua orang guru di SMAN 7 Kota Cirebon pada Senin pagi langsung menuju Kemendikbud Ristek untuk meminta kelonggaran kebijakan agar 155 siswa dapat terdaftar sebagai pelajar SNBP di tahun 2025 ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang