CIREBON, KOMPAS.com - Haris, salah satu orangtua siswa SMAN 7 Kota Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan kegagalan anaknya ikut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.
Sejak dinyatakan gagal, anaknya murung dan kerap berdiam diri di kamar.
"Kecewa sekali. Dengan kondisi seperti ini, anak kami bingung harus melangkah ke mana. Pasti drop, beban mental pasti ada," keluh Haris saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2025) malam.
"Dari tiga hari kemarin, anak saya diam saja, merasa bingung, 'harus bagaimana, Pak?'" ucapnya.
Baca juga: Gagal Daftar SNBP Perguruan Tinggi Negeri, Orangtua dan Siswa Tuntut SMAN 7 Cirebon Tanggung Jawab
Dalam sambungan telepon, Haris menjelaskan anaknya yang berada di IPA 1 Kelas XII SMAN 7 Kota Cirebon memiliki cita-cita tinggi.
Dia semangat belajar sejak kelas satu hingga kelas tiga untuk mendapatkan nilai yang baik agar menjadi siswa eligible.
Ini dilakukan lantaran anaknya ingin sekali melanjutkan pendidikan ke Universitas Negeri Yogyakarta dengan jurusan teknik sipil.
Namun, kondisi kegagalan SNBP ini membuat harapannya pupus. Sebagai orangtua, Haris terus berjuang dan menyemangati anaknya.
Baca juga: Siswa SMAN 7 Cirebon Terancam Gagal Daftar SNBP, Ini Upaya Disdik Jabar
Dia memastikan bahwa dirinya bersama orangtua lainnya tidak tinggal diam untuk memperjuangkan nasib anak-anaknya menggapai cita-cita.
Terbukti hari ini, Rabu (5/2/2025) siang, Haris menjadi salah satu dari beberapa orangtua siswa yang ikut menggelar pertemuan dengan perwakilan pihak sekolah SMAN 7 Kota Cirebon bersama perwakilan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah X Provinsi Jawa Barat.
Pihak sekolah tetap belum dapat memberikan kepastian terhadap 155 siswa-siswi eligible yang gagal daftar SNBP.
Besok, Kamis (6/2/2025), Haris bersama orangtua siswa lainnya, dan juga beberapa pihak, akan mendatangi kantor DPRD Kota Cirebon untuk meminta pertolongan.
Mereka ingin berjuang semaksimal mungkin hingga 155 anak eligible mendapatkan haknya, yakni terdaftar sebagai siswa SNBP.
Baca juga: Buntut Ratusan Siswa SMAN 7 Terancam Gagal Daftar SNBP, Guru BK Se-Cirebon Akan Dikumpulkan
Seperti diberitakan sebelumnya, Rachmasari, staf kesiswaan SMAN 7 Kota Cirebon, menyebut ada sebanyak 155 siswa-siswi kategori dari total siswa-siswi kelas 3 sebanyak 382 orang.
Sebanyak 155 ini merupakan siswa yang terus meningkatkan nilainya sejak kelas 1 hingga kelas 3 sesuai yang ditetapkan kementerian pendidikan.
Mereka juga merupakan gabungan dari dua jurusan, yakni 80 pelajar IPA dan 75 pelajar IPS.
Rachmasari menyebut masalah pihak sekolah yang tidak mendaftarkan sebanyak 155 siswa eligible dalam SNBP ke Kementerian Pendidikan terjadi karena ada salah teknis.
Sebanyak 30 siswa eligible dari jurusan IPS tiba-tiba mengundurkan diri di akhir bulan Januari sehingga harus mencari penggantinya.
Proses ini membuat pihak sekolah telat mendaftarkan seluruh siswa.
Baca juga: Ratusan Siswa SMAN 7 Cirebon Gagal Daftar SNPMB, Orangtua Geruduk Sekolah
Ratusan siswa kelas XII SMAN 7 Cirebon bersama orangtua mereka menggelar aksi protes di halaman sekolah karena tak bisa daftar SNPMB 2025, Senin (3/2/2025).
Rachmasari menyadari kesalahan pihak sekolah. Tim panitia tidak mendaftarkan siswa yang telah lebih dulu siap sejak awal finalisasi.
Tim panitia justru menunggu seluruh 155 kuota terpenuhi baru mendaftar, yang berujung pada keterlambatan dan penutupan batas akhir.
"Sebanyak 155 siswa eligible ini harusnya sudah didaftarkan sejak awal hingga 31 Januari 2025, tetapi terakhir ada 30 siswa jurusan IPS yang mundur di akhir Januari sehingga harus dicari pengganti, terjadi keterlambatan. Namun, salahnya juga tidak segera mendaftar siswa yang telah siap sejak awal," kata Rachmasari saat dimintai penjelasan Kompas.com.
Untuk mengatasi masalah ini, dua orang guru di SMAN 7 Kota Cirebon pada Senin pagi langsung menuju Kemendikbud Ristek untuk meminta kelonggaran kebijakan agar 155 siswa dapat terdaftar sebagai pelajar SNBP di tahun 2025 ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang