BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) memutuskan untuk menghentikan operasional angkutan tradisional seperti delman dan becak selama musim mudik dan balik Idul Fitri 2025 atau 1446 Hijriah.
Langkah ini diambil untuk memperlancar arus mudik dan balik Lebaran.
Selama periode larangan beroperasi, para kusir delman dan pengemudi becak akan menerima kompensasi dari pemerintah.
Baca juga: Tradisi Sambut Ramadhan di Sulbar, Warga Konvoi Naik Delman Ziarah ke Makam Ulama
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman, menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di titik-titik yang biasanya ramai oleh pengemudi delman dan becak.
"Pak Gubernur meminta simpul-simpul titik macet, itu kan di sana biasanya ada pengemudi delman, pengemudi becak, ada ojol dan sebagainya, itu akan diberikan stimulus supaya mengurangi aktivitas," ungkap Herman di Gedung Sate, Senin (17/3/2025).
Herman juga berharap upaya ini dapat membuat arus mudik lebih lancar tanpa hambatan.
"Mudah-mudahan itu bisa mengatasi kemacetan, bisa berkurang, dan masyarakat tetap mendapatkan perhatian," tambahnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, A. Koswara, menyatakan bahwa sebanyak 1.168 unit delman dan becak akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 3 juta per unit.
Baca juga: Delman di 4 Daerah Jalur Mudik Jabar Diminta Tak Beroperasi 2 Pekan, Dapat Kompensasi
"Yang harus diantisipasi itu yang bergerak di jalan. Pertama, dengan diberlakukannya sistem one way di tol, itu akan berpengaruh di jalan arteri kita. Kemudian, banyaknya kendaraan di non-tol akan mengganggu pergerakan lokal," tuturnya.
Jumlah delman dan becak yang akan menerima kompensasi tersebut tersebar di beberapa daerah, yaitu Kabupaten Garut sebanyak 579 angkutan, Kuningan 169, Cirebon 349, Tasikmalaya 28, dan Subang 43.
Pembayaran kompensasi akan dilakukan pada H-7 hingga H+7 Lebaran dan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jabar.
"Kebijakan dari pak Gubernur, kompensasinya sekitar Rp 3 juta per kendaraan (delman atau becak)," pungkas Koswara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang