Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bossman" Mardigu Sempat Pikir-pikir Saat Ditawari Dedi Mulyadi Jadi Komisaris BJB

Kompas.com, 17 April 2025, 11:28 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap bahwa "Bossman" Mardigu Wowiek Prasantyo, tokoh yang dikenal luas di bidang ekonomi dan keuangan, sempat mempertimbangkan secara matang sebelum menerima tawaran menjadi Komisaris Independen Utama di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB).

Tawaran itu disampaikan langsung oleh Dedi Mulyadi yang juga menunjuk Helmy Yahya sebagai Komisaris Independen.

Baca juga: Kenapa Helmy Yahya dan Bossman Mardigu Ditunjuk Jadi Komisaris BJB?

Kedua nama tersebut, menurut Dedi, dipilih karena dinilai mampu membangun kembali kepercayaan publik terhadap Bank BJB setelah sempat diterpa isu skandal korupsi pengadaan iklan.

Namun, proses menuju penunjukan itu tidak serta merta diterima oleh Mardigu.

Saat dihubungi oleh Dedi, Mardigu sedang berada di luar negeri dan menyampaikan bahwa ia membutuhkan waktu untuk mempertimbangkannya.

Baca juga: Ditunjuk Dedi Mulyadi Jadi Komisaris Bank BJB, Ini Kata Bosman Mardigu dan Helmy Yahya

"Saya hanya via telepon beliau (Mardigu) lagi di Eropa. Saya minta mau enggak menjadi Komisaris di Bank Jabar, Pak Bossman Itu jawab 'saya harus istikharah dulu'," ungkap Dedi usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Bank BJB di Menara BJB, Jalan Naripan, Kota Bandung, Rabu (19/4/2025).

Dedi mengakui bahwa dirinya baru dua kali bertemu dengan Mardigu dan Helmy Yahya.

Namun, ia mengandalkan intuisi serta penilaian terhadap rekam jejak keduanya dalam bidang ekonomi, politik, dan keuangan.

"Alasannya adalah saya ingin memilih orang-orang yang dipercaya oleh publik dan memiliki pengetahuan yang cukup serta pengalaman yang kuat di bidang ekonomi dan keuangan itu alasannya," ujar Dedi.

Ia juga menambahkan, meskipun baru dua kali berdiskusi, ia melihat pemahaman dan penguasaan keduanya terhadap dunia ekonomi cukup dalam.

"Jadi kita harus memilih orang yang dipercaya oleh publik dan memiliki pengalaman. Kalau diskusi malah hanya baru bertemu dua kali. Saya lebih banyak melihat pemahaman dan pengayaan, pengetahuan tentang ekonomi, tentang politik, dagang dan sejenis," lanjutnya.

Dedi berharap, kehadiran Mardigu dan Helmy Yahya bisa memperkuat posisi Bank BJB sebagai bank BUMD yang terpercaya dan berdaya saing tinggi. (Kontributor Bandung Faqih Rohman Syafei|Editor: Irfan Maullana)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau