Selain itu, warga menilai aktivitas umat yang rata-rata bukan berasal dari lingkungan perumahan sekitar membuat resah.
Warga khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
"Keresahannya kesibukan ini tidak sewajarnya datang dan bukan temen kita loh di area sini dari luar, jauh," kata dia.
"Hari minggu tiap minggu. Sebelumnya saat sebulan sekali sama hari besar kami tidak masalah, ini tiap minggu ada kegiatan kita nggak bisa adakan kegiatan kegiatannya di blok kita," imbuhnya.
Baca juga: UGM Pastikan Ijazah Joko Widodo Valid, Siap Jadi Saksi di Pengadilan
Budi mengaku, upaya untuk mengembalikan fungsi dari gedung tersebut dilakukan dengan berbagai cara mulai dari aspek hukum, birokrasi dan terakhir aksi massa.
Warga pun tidak pernah melarang umat PGAK untuk melaksanakan ibadahnya, tetapi jangan melarang warga untuk melakukan kegiatan di gedung tersebut.
"Kita siap untuk dialog, birokrasi kita udah jalan, jalur hukum kita udah jalan kemudian germas yang mengingatkan itu tapi kalau dia berani bener, keluar, saya punya dokumen, dia dokumen ada ayo kita duduk bersama," pungkasnya.
Baca juga: Kontroversi Ijazah Jokowi, Bakal Buktikan Keaslian di Pengadilan hingga Gugat Balik
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang