Editor
KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang saat ini berjalan lancar tanpa gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) atau aksi premanisme.
"Enggak, itu berita lama. Cek saja sekarang, sekarang sudah sangat aman. Itu cerita lama, cerita yang disampaikan itu adalah cerita lama," kata Dedi saat ditemui di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (23/4/2025).
Menurut Dedi, permasalahan yang saat ini dihadapi dalam pembangunan pabrik BYD bukan terkait aksi premanisme, melainkan seputar pembebasan lahan.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bantah Pabrik BYD Subang Diganggu Ormas: Cerita Lama, Kini Sudah Aman
"Problem di Subang itu bukan di premanisme. Problem di Subang itu adalah di percaloan tanah, bukan di premanismenya," ujarnya.
"Problem di Subang itu bukan di premanisme. Problem di Subang itu adalah di percaloan tanah, bukan di premanismenya," ujarnya.
Ia menjelaskan, harga tanah yang ditawarkan oleh pemilik lahan kepada pihak perusahaan tidak wajar dan terbilang sangat tinggi.
"Katanya sih saya nggak tahu denger langsung ya, ada yang nawarin Rp 20 juta per meter, ada Rp 10 juta per meter, ada Rp 5 juta per meter dan itu akan segera saya fasilitasi," tutur Dedi.
Demi mempercepat proses pembebasan lahan, Dedi mengatakan pihaknya akan mempertemukan perwakilan perusahaan dengan pemilik tanah untuk melakukan negosiasi harga.
"Saya akan pertemukan antara pihak mini yang melakukan pembebasan tanah atas nama perusahaan dan kemudian warganya, mungkin minggu depan sudah kelar," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, menyampaikan bahwa pembangunan pabrik BYD sempat terganggu oleh aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum ormas. Eddy mendorong pemerintah untuk bertindak tegas dalam menjamin keamanan investasi di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi memastikan bahwa pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut dan memastikan kelancaran investasi.
"Kami telah berkoordinasi dengan aparat keamanan dan pihak terkait untuk memastikan tidak ada lagi gangguan terhadap pembangunan pabrik BYD. Investasi ini penting bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat," tambahnya.
Pabrik BYD di Subang diproyeksikan akan menyerap sekitar 18.000 tenaga kerja, termasuk tenaga terampil di bidang teknik dan elektronik. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan melalui pelatihan dan pendidikan vokasi.
Dengan situasi yang kondusif saat ini, Dedi Mulyadi berharap pembangunan pabrik BYD dapat selesai sesuai jadwal dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah serta nasional. (Penulis: Faqih Imam Syafei | Editor: Irfan Maulana)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang