Editor
“Sejak Desember 2024 sampai sekarang, kerugian yang diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang tidak berjalan dengan baik ini mencapai miliaran rupiah,” ujar Farhan.
Pengelolaan tak berjalan baik karena mesin pencacah sampah di Pasar Gedebage mengalami kerusakan, mesin biodigester mati, dan tidak ada pengangkutan secara rutin.
Uang yang ditarik dari pedagang tak jelas peruntukannya.
Belum diungkap pihak yang menarik iuran tersebut. Namun demikian, Farhan menegaskan bahwa Pemkot Bandung dan Pemprov Jawa Barat akan mengambil langkah hukum terkait dugaan pungli tersebut.
“Saya bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sepakat untuk melakukan penegakan hukum sebagai langkah pertama, dilanjutkan dengan pengelolaan ulang sampah di Pasar Gedebage,” kata Farhan.
Dampak dari menumpuknya sampah adalah bau menyengat yang menyebar ke sekitaran pasar. Misalnya di Kompleks Panghegar Permai yang terletak di belakang Pasar Gedebage.
Bau tidak sedap tersebut dapat tercium hingga jarak satu kilometer dari lokasi tumpukan sampah, terutama ketika angin berembus.
Hal ini dikeluhkan oleh warga setempat, Fina Monika (33), yang menyatakan bahwa hampir seluruh warga kompleks merasakan dampak dari bau yang sudah berlangsung lama.
"Sebenarnya, bau sampah itu sudah lama. Saya saja sudah 20 tahun lebih tinggal di sini. Baunya itu sampai ke area depan kompleks," ungkap Fina kepada Kompas.com, Senin pagi.
Baca juga: Bau Tak Sedap dari Gunungan Sampah di Pasar Gedebage Tercium hingga Permukiman
Dia menambahkan bahwa meskipun masalah ini sudah lama ada, bau paling menyengat terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Fina, hal ini disebabkan oleh tumpukan sampah yang semakin mendekat dan meluas. "Kalau hujan itu bau banget. Sekarang makin parah," imbuhnya.
Warga lainnya, Azis Warno (29), juga mengeluhkan bau menyengat tersebut.
Dia mengaku sudah merasa bosan dengan kondisi yang ada.
"Sudah pusing, maunya enggak bau lagi. Apalagi kalau sudah banjir, airnya sampai kesini," ungkapnya.
(Penulis: Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang