TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ramainya pemberitaan mengenai dana hibah Provinsi Jawa Barat yang disalurkan kepada yayasan yang dimiliki sosok dengan kekuatan politik, usai dibongkar oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, tak berpengaruh terhadap proses pendidikan.
Salah satunya adalah Yayasan Ar Ruzhan milik mantan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, yang diketahui mendapatkan hibah pendidikan fantastis sebesar Rp 45 miliar.
Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di yayasan tersebut masih berjalan seperti biasanya.
Mulai dari KBM siswa sekolah di yayasan itu hingga para mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ar Ruzhan, para mahasiswanya masih belajar seperti biasa, meskipun perguruan tinggi baru tersebut hanya memiliki sedikit mahasiswa, berjumlah sekitar 100 orang.
Baca juga: Bongkar-bongkaran Dana Hibah, Yayasan Eks Wagub Jabar Dapat Rp 45 M
Wakil Ketua 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan STAI Al-Ruzhan, Willy Nugraha, mengaku bahwa kegiatan KBM kampus berjalan seperti biasa.
"Kampus kita itu baru berdiri kurang lebih 4 tahun, jadi untuk KBM tidak full dalam seminggu, berlangsung hari Senin, Selasa, Rabu, dan Sabtu bagi karyawan, dengan dipusatkan perkuliahan di gedung rektorat STAI Al-Ruzhan," jelas Willy kepada wartawan lewat telepon, Selasa (29/4/2025).
Willy mengakui bahwa selama ini bangunan megah kampusnya tak sebanding dengan jumlah mahasiswanya.
Kampusnya selama ini memiliki 17 dosen tetap dan 3 orang dosen tidak tetap.
"Prodi ada tiga, pertama prodi BKPI (Bimbingan Konseling Pendidikan Islam), kemudian ada Ekonomi Syariah, dan Manajemen Haji dan Umroh," ujar dia.
Willy pun tidak memberikan keterangan detail terkait pemilik Yayasan Ar Ruzhan yang selama ini diketahui milik mantan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.
"Untuk masalah itu (pemilik dan dana hibah yang diterima), kita di STAI ada bagian khusus yakni Public Relation (PR). Nanti, misalkan ada yang bertanya terkait STAI atau lembaga di sini, bisa saya teruskan ke bagian PR itu. Saya hanya bagian akademik saja," ujar dia.
Ia hanya menjelaskan bahwa ramainya pemberitaan terkait dana hibah ke yayasan milik mantan Wagub Jabar tersebut tak mempengaruhi KBM para siswa dan mahasiswa di yayasan tersebut.
"Iya, namanya media, secara proses perkuliahan berjalan seperti biasa, tidak terganggu," ujar dia.
Selama ini, Willy mengaku kompleks pendidikan yayasan ini masih terlihat sepi, meskipun di baliho depan terpampang informasi mengenai PAUD, TK, SD, dan SMP.
Namun, yang baru berjalan sistem pendidikannya hanya SMK dan STAI atau perguruan tinggi.
"Kegiatan di sini tidak full, dan kebanyakan siswanya juga mengikuti pendidikan secara daring. Meskipun di plang depan tercantum menyelenggarakan pendidikan PAUD, TK, SD hingga SMP, namun mereka baru menggelar pendidikan SMK dan perguruan tinggi saja," pungkasnya.
Baca juga: NU dan Persis Jabar Dukung Dedi Mulyadi Evaluasi Penyaluran Dana Hibah
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengevaluasi skema penyaluran dana hibah, salah satunya untuk pondok pesantren.
Langkah ini sesuai putusan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, usai menemukan sejumlah dugaan penyimpangan penyaluran dana hibah keagamaan.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi pun memutuskan untuk menghentikan terlebih dahulu penyaluran dana hibah keagamaan di Jabar sambil berproses verifikasi seluruh yayasan penerima hibah.
Soalnya, Dedi menilai selama ini dana hibah cenderung diberikan kepada yayasan yang memiliki akses politik kuat, sementara lembaga keagamaan kecil yang membutuhkan justru tidak tersentuh.
Baca juga: Sebut Ada Yayasan Bodong Penerima Hibah, Dedi Mulyadi Akan Audit Investigatif
Dari data yang diperoleh media dari Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Jabar, lembaga keagamaan yang menerima hibah besar adalah yayasan milik mantan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat menjabat bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Yayasan itu selama empat tahun berturut-turut, mulai tahun 2020-2024, telah menerima puluhan miliar dana hibah pendidikan dengan total Rp 45 miliar.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang