Pada saat bersamaan, pihak guru sedang berada di ruang guru.
Pihak guru tidak mengetahui dan tidak melihat keberadaan orang atau aktivitas anak-anak yang disuruh masuk.
Hal ini terjadi karena posisi ruang kelas 3 membelakangi ruang guru sehingga tidak terlihat aktivitasnya.
Setelah pergi, pelajar yang menjadi korban melapor kepada orangtuanya dan juga para guru.
Semua pihak bergerak mencari keberadaan orang tersebut, tetapi sudah menghilang.
Pihak sekolah bekerja sama dengan pemerintah Desa Pelayangan dan juga kepolisian untuk menangkap pelaku kejahatan.
Sebagai antisipasi, pihak guru akan segera memasang kamera pemantau di tiga titik yang menjadi potensi kerawanan karena tidak terlihat dari ruang guru.
Baca juga: Mesin Usang dan Biaya Mahal, Jembatan Emas Tidak Akan Difungsikan Lagi
Kapolsek Gebang, Wawan Hermawan, juga meminta agar pemasangan CCTV segera dilakukan mengingat sekolah tersebut terbuka.
Sekolah ini tidak tertutup dalam satu lingkungan yang sama, melainkan terbuka sehingga banyak orang yang bisa melintas.
Pihaknya juga meminta piket guru dilakukan secara disiplin sehingga guru yang bertugas di hari tersebut dapat optimal dan maksimal melakukan penjagaan.
Dia berharap hal ini tidak terjadi di tempat lain.
Untuk penanganan kasus, dia sudah berkoordinasi dengan banyak pihak untuk melakukan pencarian dan pengejaran terhadap pelaku.
"Semoga hal ini tidak terjadi lagi dan kekurangan CCTV serta jadwal pihak guru segera dilengkapi," ucap Wawan.
"Kami juga sedang berkoordinasi dengan pihak lain karena informasinya juga beraksi di beberapa tempat. Kami selidiki terus," tutur Wawan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang