"Harus bisa setiap hari ditangkepin, biar pada kapok, jangan berhenti, jangan kasih waktu, biar kami bisa dagang tenang," ujarnya.
Junaedi pun menyampaikan hal senada. Menurutnya, pemalakan sering terjadi pada pagi, siang, bahkan malam sebelum warung tutup.
"Kalau bisa ya semakin ditingkatkan. Biarin lah dihukum, gimana aja caranya. Pagi, siang, malam, polisi harus ada," ucapnya.
Ia juga menyambut baik kehadiran program "Lapor Pak Kapolresta" sebagai sarana pelaporan cepat. Meski belum pernah mencoba, ia mendengar rekan pedagang mendapat respons langsung dari polisi setelah melapor.
"Buat saya pedagang biasa mah, udah ada respon cepat polisi baik Polsek atau Polresta juga sudah bersyukur," kata Junaedi.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono menegaskan bahwa pemberantasan premanisme merupakan komitmen pihaknya untuk menjamin keamanan masyarakat.
"Preman yang sudah ditangkap itu banyak. Jika ada yang berani melakukan aksi premanisme, akan kami kejar sampai manapun untuk kami tangkap," katanya saat dihubungi melalui telepon.
Aldi memastikan patroli akan terus ditingkatkan, termasuk pemberantasan miras dan penyalahgunaan obat-obatan.
"Kita enggak memberi ruang. Sesuai dengan komitmen bersama pemerintah, kita akan menindak dengan tegas segala bentuk premanisme," ujarnya.
Ia mengimbau pedagang dan pelaku usaha segera melapor jika mengalami gangguan.
"Kepada pelaku usaha lain, kemudian pedagang kaki lima dan sebagainya, ketika ada gangguan dari kelompok mana pun segera menghubungi Polresta Bandung agar kita bisa melakukan penanganan secara tegas," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang