Rahmat seakan dibantu oleh momen kerusakan alat berat yang dikemudikannya.
Dia sedikit menjauh dari titik utama yang tertimpa material longsor.
Tiba-tiba, pada saat yang sama, tebing ambruk dan menimpa banyak orang di lokasi.
Warga tidak ada yang dapat menghindari reruntuhan karena longsor terjadi sangat cepat.
"Kebetulan saya juga saksi yang melihat, ini alat saya, yang oranye, yang selamat, sebelumnya alat saya trouble, jadi turun beberapa meter dari TKP, setelah itu beberapa detik, langsung, kejadian," kata Rahmat saat ditemui Kompas.com di sela istirahat.
Rahmat mengaku sangat syok.
Dia tidak dapat membayangkan betapa longsor yang terjadi sangat dahsyat.
Dia melihat teman-teman sesama operator, kernet, sopir, dan kuli truk juga tertimbun.
Rahmat yang sudah dua tahun bekerja sebagai operator di lokasi tambang ini, menyebutkan peristiwa ini sangat dahsyat yang pernah dia lihat dan dia alami.
Bahkan, kejadian sebelumnya tidak pernah separah ini.
Baca juga: Kisah Sakira Korban Tewas Longsor Gunung Kuda: Batu Biru, Jajan Anak sama Beli Bensin
"Kalau longsoran sebelumnya ada tanda-tanda, yang sekarang terjadi, seketika, sekejap langsung tertimbun semuanya, wah, ngeri," ungkap Rahmat.
Dorongan rasa persahabatan dengan teman membuatnya kuat untuk ikut dalam operasi pencarian korban sejak hari Sabtu hingga hari ini.
Selain itu, dia merasa sebagai sesama pekerja yang mengenal medan lokasi sehingga tergerak untuk ikut membantu proses evakuasi agar lebih cepat ditemukan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang