BOGOR, KOMPAS.com - Seorang santri yang dilaporkan tertimbun longsor di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, ditemukan tewas di area dapur pondok pesantren tempat ia tinggal di Kampung Rawasedek, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
"Korban atas nama Muhammad Resa sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke RSUD Ciawi," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, saat dikonfirmasi, Minggu (6/7/2025).
Peristiwa longsor terjadi pada Sabtu (5/7/2025) sekitar pukul 17.30 WIB setelah hujan deras mengguyur kawasan Puncak sejak sore hingga tengah malam.
Baca juga: Seorang Santri Tertimbun Longsor di Puncak Bogor
Hujan lebat disertai meluapnya aliran Sungai Cirangrang memicu runtuhnya tebing setinggi sekitar 15 meter di sekitar permukiman warga atau pesantren tersebut.
Korban merupakan warga Kampung Baros, Desa Sukataria, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.
"Korban tertimbun longsor saat berada di dapur bersama temannya. Temannya bernama Suhendar sempat terdorong material longsor dan terbawa aliran air, tapi berhasil menyelamatkan diri," ujarnya.
Baca juga: Update Banjir Puncak Bogor: Rumah Rusak, Satu Warga Tertimbun Longsor
Sementara temannya, Suhendar berhasil selamat meski sempat terbawa material longsor dan air bah. Ia pun mengalami luka dalam kejadian itu.
Berdasarkan hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Bogor, longsor tersebut juga berdampak pada 13 unit rumah dengan total 36 kepala keluarga (KK) terdiri 160 jiwa. Selain itu, dua fasilitas umum yang turut terdampak material longsor yakni Pondok Pesantren Al Barosi dan Masjid Al Barokah.
"Tim Reaksi Cepat BPBD bersama aparat dan unsur terkait langsung melakukan evakuasi, kaji cepat, dan memberikan edukasi kebencanaan kepada warga sekitar," kata Adam.
Hingga kini, material longsoran di lokasi kejadian belum dibersihkan. Sebab, tim masih membutuhkan penanganan lebih lanjut dari instansi terkait.
Atas kejadian ini, BPBD Kabupaten Bogor mengimbau warga yang tinggal di sekitar tebing dan bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, terutama di tengah cuaca ekstrem.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang