Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Dekat Oligarki, Dedi Mulyadi: Lebih Baik Terbuka daripada Pura-pura

Kompas.com, 10 Juli 2025, 14:40 WIB
Farid Assifa

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi tudingan bahwa dirinya memiliki kedekatan dengan kalangan oligarki.

Klarifikasi ini disampaikan menyusul beredarnya foto dan informasi yang mengaitkan dirinya dengan sejumlah pengusaha nasional, termasuk kegiatan Yayasan Buddha Suci dan Yayasan Artha Graha di wilayah Jawa Barat.

“Ada stigma yang diarahkan bahwa saya dibiayai oleh oligarki. Disponsori oleh oligarki. Hal itu dihubungkan dengan adanya foto dan kegiatan Pak Aguan CS di Gedung Sate dan di Kota Bandung,” ujar Dedi dalam pernyataan yang diunggah melalui media sosial dan dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com, Kamis (10/7/2025).

Baca juga: Logo RSUD Welas Asih Dirilis, Dedi Mulyadi Paparkan Makna Simbolnya

Dedi menjelaskan, kehadiran Yayasan Buddha Suci di Gedung Sate waktu itu merupakan bagian dari kegiatan resmi yang juga dihadiri oleh Menteri Perumahan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.

Tujuannya, menurut Dedi, adalah untuk memberikan bantuan pembangunan rumah layak huni bagi warga Bandung.

“Ada 500 rumah yang dibangun. Kami menerima secara resmi bersama Wali Kota Bandung, Ketua DPRD Jawa Barat, dan Sekda,” katanya.

Sementara itu, terkait hubungannya dengan Yayasan Artha Graha yang dikaitkan dengan nama pengusaha Tomy Winata, Dedi menyebut ada kesepakatan untuk membangun daerah terisolasi di Jawa Barat, termasuk Sukabumi, Cianjur, dan Garut.

“Komitmen kami dengan Pak Tommy Winata adalah membangun batching plant, menjaga Gunung Wayang dari kerusakan, dan mengembangkan kembali kawasan perkebunan yang berubah fungsi. Agar rakyat bisa menjadi tuan dengan mengelola teh dan karet,” jelasnya.

Dedi menegaskan bahwa sebagai kepala daerah, dirinya terbuka untuk bekerja sama dengan dunia usaha selama prosesnya legal, transparan, tidak merugikan masyarakat, serta memberikan manfaat bagi lingkungan dan rakyat.

“Dalam pandangan saya, tidak mungkin pemerintah tidak berhubungan dengan dunia usaha. Selama dilakukan secara terbuka dan bertujuan untuk kebaikan rakyat,” ucapnya.

Dedi Mulyadi menyindir pihak anti-oligarki

Ia juga menyindir pihak-pihak yang gencar mengklaim anti-oligarki namun justru secara diam-diam berkompromi demi kepentingan politik.

“Lebih baik jadi pemimpin yang berhubungan dengan pengusaha secara terbuka — di-YouTube-kan, di-TikTok-kan, di-Instagram-kan — dibanding mengaku anti-oligarki tapi timnya di belakang layar minta dana kampanye ke oligarki, bahkan pakai jet pribadi milik mereka,” sindir Dedi.

Baca juga: Saat Dedi Mulyadi Ajak Tomy Winata Lesehan Bersama Warga Cianjur Selatan...

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan membangun hubungan sehat antara pemerintah, pengusaha, dan rakyat demi kemajuan Jawa Barat.

“Negara, pengusaha, dan rakyat adalah satu kesatuan yang harus saling mendukung. Yang tidak boleh adalah kongkalikong yang merugikan rakyat,” tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau