"Kami khawatir pemberian CSR dijadikan alat tukar agar izin perusahaan di Puncak tetap dipertahankan. Padahal dampaknya jelas, bencana terus terjadi dan korban jiwa terus berjatuhan," tutur dia.
Aksi mahasiswa ini, lanjut Dydan, bukan sekadar unjuk rasa, tetapi bentuk kepedulian terhadap nasib warga dan kelestarian alam di Kabupaten Bogor.
Ia berharap masyarakat dan semua pemangku kebijakan bisa mengambil peran agar kerusakan tidak terus meluas.
"Kita semua harus ambil peran. Mahasiswa, masyarakat, dan terutama pejabat daerah harus berhenti berpura-pura peduli. Sudah saatnya ada langkah nyata," tegasnya.
Dydan menambahkan, pembangunan terus terjadi dengan orientasi bisnis tanpa kajian ilmiah yang memadai.
Ia menegaskan, mereka tidak menolak bisnis, tetapi harus berdasarkan studi ilmiah, bersama masyarakat, pemerintah, dan ahli lingkungan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang