Raut wajah Imron yang sebelumnya sedih, berubah ceria saat ia memilih motor berwarna hitam untuk melanjutkan aktivitasnya sebagai satpam.
"Saya sangat berterima kasih kepada orang baik yang telah membantu saya hingga bisa membeli motor baru. Saat kejadian itu, saya pulang dalam keadaan kosong, tidak bisa apa-apa. Motor itu hasil tabungan dan uang sunatan anak saya," ungkap Imron saat ditemui di diler.
Imron, yang telah delapan tahun bekerja sebagai satpam DPRD, menggambarkan peristiwa tersebut sebagai mencekam.
Ia hampir menjadi korban pelemparan batu, namun berhasil menghindar.
Sayangnya, ia tidak sempat menyelamatkan motornya yang terparkir dekat pos satpam dan menjadi sasaran amukan massa.
"Sangat cepat sekali. Mereka datang ramai, melempari batu ke gedung, pos satpam dihancurkan. Ketika saya kembali, motor saya sudah dibakar," tambah Imron dengan penuh kesedihan.
Kini, kesedihan Imron telah berganti dengan kebahagiaan setelah menerima bantuan untuk membeli motor baru.
Willie Salim mengungkapkan, ia tidak kuasa melihat kesedihan Imron dan merasa tergerak untuk membantu.
"Jadi awalnya saya lihat di sosial media, bapaknya lagi nangis, saya kasihan, saya tidak tega, tergerak dari hati," ujarnya.
Setelah mendapatkan informasi mengenai Imron, Willie langsung menuju Cirebon untuk memberikan bantuan yang diharapkan dapat meringankan beban satpam tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang