Meskipun senang dengan fasilitas baru ini, sejumlah pedagang berharap aturan batasan barang bawaan dapat ditinjau ulang. Saat ini, KAI Commuter membatasi maksimal dua tentengan per orang dengan ukuran 100 cm x 40 cm x 30 cm per koli.
“Hanya boleh bawa dua tentengan saja. Biasanya saya bawa lima, tapi tiga dibawa pulang lagi karena takut ditegor,” kata Sumarni (50).
Ia menuturkan, setiap tentengan berisi beberapa jenis dagangan, termasuk nasi merah dan penganan ringan dengan keuntungan seribu hingga seribu lima ratus rupiah per jenis. Dengan pembatasan tersebut, pendapatan harian disebutnya berpotensi menurun.
Pedagang lain, Asmanah (41) juga menyampaikan keluhan yang sama, Asmanah yang biasa membawa tiga tentengan juga was-was ditegur oleh petugas karena ada aturan yang diterapkan di Kereta Khusus Petani-Pedagang.
Dia berharap aturan ini bisa diperbaharui agar pedagang bisa membawa barang dagangan lebih banyak.
"Mungkin karena awal-awal ya, jadi maklum saja, semoga ke depan bisa lebih fleksibel," ujar dia.
Selama bertahun-tahun, para pedagang kerap menerima teguran dari penumpang maupun petugas karena barang dagangan dinilai mengganggu lorong kereta. Mereka biasanya menaruh komoditas di pangkuan atau di bawah kursi untuk menghindari teguran dari penumpang lain.
“Sering ditegur, katanya barang saya terlalu banyak dan menghalangi jalan. Pernah juga dibilang merepotkan,” kata Sumarni yang sudah lebih dari 20 tahun berdagang menggunakan kereta.
Sementara Asnamah, mengaku, sebelum ada kereta khusus ini, ia harus bangun dini hari untuk memastikan kebagian naik kereta pertama agar tidak terlalu penuh penumpang.
Ia kerap menempuh perjalanan hingga sekitar satu jam dengan barang yang ditumpuk di bawah kursi atau di pangkuannya.
“Kalau ramai, saya suka kesulitan bergerak. Dagangan saya taruh di pangkuan biar enggak ganggu orang. Capek, tapi harus dibawa karena itu sumber rezeki,” katanya.
Ia berharap fasilitas ini terus dijalankan karena sangat membantu pedagang kecil seperti dirinya.
Kereta Petani dan Pedagang, telah melayani sebanyak 87 pengguna di hari pertama operasional hingga pukul 15.00 WIB
Berdasarkan data dari KAI Commuter, Stasiun Cikeusal merupakan stasiun pemberangkatan pengguna Kereta Petani dan Pedagang paling banyak.
“Sejumlah 36 pengguna Kereta Petani dan Pedagang yang naik di stasiun ini untuk menuju ke arah Stasiun Rangkasbitung maupun ke arah tujuan Stasiun Merak,” jelas VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, Senin.
Kereta Khusus Petani-Pedagang dijadwalkan melayani 14 perjalanan per hari, masing-masing tujuh keberangkatan dari Rangkasbitung dan tujuh dari Merak.
Tarifnya Rp 3.000 melalui skema subsidi PSO. Layanan ini diharapkan dapat mempermudah distribusi barang usaha lokal dan mengurangi risiko pedagang menerima teguran saat membawa dagangan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang