Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER JAWA BARAT] Haji Endang Beli Mobil dengan Ribuan Koin Rp 500 | Peredaran 25 Kg Sabu di Sukabumi Digagalkan

Kompas.com, 8 April 2022, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Berikut berita populer Jawa Barat pada Kamis (7/4/2022):

1. Haji Endang beli mobil dengan koin Rp 500

Pengusaha jembatan penyeberangan perahu ponton di Karawang, Muhammad Endang Junaedi, membeli mobil Mitsubishi Pajero dengan uang koin Rp 500.

Ia mendatangi showroom mobil dengan mengendarai motor pada Kamis (7/4/2022). Saat datang, Haji Endang mengenakan celana pendek, sandal jepit dan kaos serta uang receh Rp 200.000.

"Yang saya bawa Rp 200 ribu. Sisanya pakai mobil bak dibungkus kardus," kata Endang.

Endang memperkirakan, total uang receh yang ia bawa sekitar delapan kuintal senilai Rp 133 juta.

Baca juga: Pengusaha Jembatan Perahu di Karawang Beli Mobil Pajero Sport Pakai Uang Koin Rp 500

2. Awalnya dicibir, montir di Cianjur berhasil rakit pesawat

Ujang Elan Kusmana (42) , montir bengkel asal Cianjur, Jawa Barat, bersama pesawat terbang rakitannya jenis ultralight.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Ujang Elan Kusmana (42) , montir bengkel asal Cianjur, Jawa Barat, bersama pesawat terbang rakitannya jenis ultralight.
Ujang Elan Kusuma (42), seorang montir di Cianjur berhasil merakit sebuah pesawat. Ia mengatakan pesawat ringan ini adalah proyek ketiganya.

Sebelumnya dia pernah membuat helikopter dan pesawat jenis mini trike atau gantole.

Dia mulai membuat aneka jenis pesawat itu pada 2018. Uang yang dikeluarkan untuk memenuhi hasratnya membuat pesawat pun tak sedikit, mencapai ratusan juta rupiah.

Ketika mulai pertama kali membuat helikopter, pria lulusan SD ini mengaku banyak orang mencibir dan menganggapnya kurang kerjaan.

“Buat apa, katanya. Pokoknya banyak yang sinis dan nyinyirlah. Itu sewaktu pembuatan heli yang pertama itu,” kata Elan, Rabu (6/4/2022).

Namun, Elan bergeming. Dia tetap fokus untuk menyelesaikan proyek pertamanya meski sempat terhenti di tengah jalan karena masalah dana.

Baca juga: Cerita Montir Bengkel Rakit Pesawat Habiskan Ratusan Juta Rupiah, Awalnya Dicibir dan Dianggap Kurang Kerjaan

3. Gudang kain majun terbakar

Seorang petugas pemadam kebakaran sedang berupaya memadamkan api yang membakar pabrik majun di Katapang Kabupaten Bandung pada Kamis (7/4/2022) KOMPAS.com/ M ELGANA MUBAROKAH Seorang petugas pemadam kebakaran sedang berupaya memadamkan api yang membakar pabrik majun di Katapang Kabupaten Bandung pada Kamis (7/4/2022)
Gudang pengelolaan kain majun di Katapang, Kabupaten Bandung terbakar, Rabu (7/4/2022) pagi sekitar pukul 9.50 WIB.

Diduga kebakaran terjadi akibat mesin yang berada di belakang pabrik. Api membakar hebat gudang majun dan mes karyawan yang terbuat dari kayu.

Tak hanya itu, si jago merah juga menghanguskan bagian atap ruang penyimpanan kimia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau