Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

42,6 Persen Rumah Tangga di Sumedang Masuk Kategori Tidak Sehat, Rokok Jadi Penyebab

Kompas.com - 01/08/2022, 14:04 WIB
Aam Aminullah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Persentase rumah tangga tidak sehat di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mencapai 42,6 persen. Salah satu penyebabnya, rokok.  

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Uyu Wahyudin mengatakan, indikator rumah tangga tidak sehat di Kabupaten Sumedang adalah masih adanya anggota keluarga yang merokok di dalam ruangan.

"Jadi meskipun indikator lainnya sudah masuk kategori sehat, tapi bila ada salah satu anggota keluarga yang merokok di dalam ruangan, tetap masuknya kategori rumah tangga tidak sehat. Persentasenya cukup tinggi, hampir setengah dari total Kepala Keluarga (KK) di Sumedang masih merokok di dalam ruangan," ujar Uyu kepada Kompas.com, Senin (1/8/2022).

Baca juga: Jaga Inflasi, Perikanan Jadi Andalan Ketahanan Pangan Sumedang

Uyu menuturkan, data 42,6 persen rumah tangga tidak sehat tersebut merupakan data hasil survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilakukan Pemkab Sumedang tahun 2022.

Masih tingginya persentase rumah tangga tidak sehat di Sumedang ini cukup memprihatinkan. Sebab, rokok menjadi salah satu pemicu yang dapat meningkatkan tingginya risiko kematian.

"Tentunya, tingkat kematian akibat merokok ini tidak secara langsung. Tapi, penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian itu terjadi akibat dari merokok. Terutama, perokok pasif. Alasannya, orang yang merokok itu hanya menyerap 25 racun (perokok aktif). Sedangkan, orang yang berada di sekitarnya dan menghisap asap rokok orang lain (AOL), itu menyerap racun 75 persen (perokok pasif)," tutur Uyu.

Uyu mengatakan, Dinas Kesehatan Sumedang konsen melakukan berbagai upaya dalam meminimalisasi tingginya rumah tangga tidak sehat akibat rokok ini.

Baca juga: Konflik Tanah Ulayat di Tanah Datar, MA Menangkan Warga Sumpur

Salah satunya, dengan cara mendirikan posko konsultasi berhenti merokok di seluruh Puskesmas di Sumedang.

Program ini pun membuahkan hasil. Seperti di Puskesmas Tomo, sudah banyak pencandu rokok yang berhenti merokok setelah melakukan konsultasi, konseling, dan upaya-upaya lainnya yang dianjurkan tenaga kesehatan Puskesmas. 

Uyu mengatakan, selain mendirikan posko berhenti merokok di tiap Puskesmas, pihaknya juga terus mengedukasi melalui kegiatan PHBS.

"Kami juga gencarkan melakukan kampanye berhenti merokok dalam setiap kesempatan," ujar Uyu.

Uyu menuturkan, berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Sumedang dalam meminimalisasi rumah tangga tidak sehat ini didukung Dana Bagi Hasil (DBH CHT).

Baca juga: Cerita Direktur CV di Sumedang yang Terdaftar sebagai Kantor Google

"Adanya DBH CHT sebesar 40 persen bagi kesehatan ini cukup efektif dalam mengurangi jumlah perokok aktif di Sumedang," ungkap dia. 

"Jadi selain untuk pembangunan sarana prasarana kesehatan, untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), DBH CHT juga kami gunakan untuk kegiatan yang dilakukan di posok di tiap Puskesmas hingga kegiatan dalam men-support kampanye berhenti merokok," kata Uyu. pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Bandung
Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Bandung
Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Bandung
Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Bandung
Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Bandung
Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Titik Terang Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga: Semoga Pelaku Dihukum Berat

Bandung
Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Kisah Relawan Tagana, 4 Bulan Tinggalkan Keluarga Bantu Penyintas Gempa Cianjur

Bandung
Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Terungkap, Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Suami Korban: Semua Menduga Saya Pelakunya

Bandung
Balai Kota Bandung Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Setiap Jumat

Balai Kota Bandung Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Setiap Jumat

Bandung
Syarat Calon Independen Pilkada Jabar 2024: 2,3 Juta Dukungan KTP

Syarat Calon Independen Pilkada Jabar 2024: 2,3 Juta Dukungan KTP

Bandung
Pj Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Kisruh Bupati dan Sekda Cianjur

Pj Gubernur Jabar Turun Tangan Damaikan Kisruh Bupati dan Sekda Cianjur

Bandung
Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bandung
Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com