Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Peternak Sapi di Wanasuka Bandung, Mengenang Hari-hari Buruk Badai PMK

Kompas.com, 22 September 2022, 17:52 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Warga Desa Wanasuka, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih teringat situasi kala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menghantui warga.

April lalu, saat PMK mulai menyerang hewan ternak di Jawa Timur, warga Desa Wanasuka mulai membicarakannya.

Kepanikan yang tumbuh dari hasil bacaan di media mainstream, media sosial, hingga kabar burung yang entah dari mana datangnya, seperti momok yang menakutkan kala itu.

"Tak aneh, warga desa mulai dihinggapi rasa takut yang berlebih," kenang Nendi (50), salah seorang peternak sapi perah di Desa Wanasuka.

Baca juga: Gubernur Bengkulu: Peternak Bisa Usulkan Bantuan jika Hewan Ternak Mati karena PMK

Ia masih ingat betul, bagaimana warga mulai bersiaga ekstra kalau-kalau PMK datang tanpa diundang.

Hampir setiap pemilik hewan ternak, mempersiapkan logistiknya, bak serdadu yang akan berlaga di medan jurit. 

Satu per satu, warga mulai mencari informasi tentang bagaimana mengantisipasi PMK. Mulai dari infomasi sumber kedatangan penyakit, hingga bagaimana mengantisipasi sampai ke pengobatan.

"Wah apa ya, tegang semuanya, baca berita, nonton berita, informasi pada masuk, jadi siaga aja," katanya ditemui Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Kendati, saat itu PMK belum datang melumat ternak milik warga. Namun, bayang-bayangnya seperti hantu yang menakutkan dan kerap menganggu tidur warga.

Nendi menyebut, baru kali itu melihat warga Wanasuka yang sudah berpuluh-puluh tahun menjadi peternak sapi perah, seperti kalah sebelum berperang.

Biasanya, sekali pun ada penyakit yang kerap menyerang hewan ternak, keceriaan dan kesungguhan tetap tergambar di wajah pemilik ternak. Namun tidak untuk kasus PMK.

"Aneh juga, karena mungkin melihat di beberapa wilayah yang sudah terdampak waktu itu hewan yang mati cepet dan banyak," kata dia.

Saat PMK Datang

Para peternak di Desa Wanasuka, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menceritakan situasi dan kondisi kala bertahan dari badai penyakit PMK hingga mampu melewatinya.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Para peternak di Desa Wanasuka, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menceritakan situasi dan kondisi kala bertahan dari badai penyakit PMK hingga mampu melewatinya.

Benar kata orang bijak, ketakutan yang terlalu dipikirkan akhirnya akan terwujud. Begitu pula dengan warga Desa Wanasuka. Apa yang ditakutkan, akhirnya tak bisa dibendung.

Hantu yang menakutkan bernama PMK datang tanpa diundang. Benteng-benteng pertahanan para peternak lewat pakan dan obat antibodi untuk hewan pun berhasil ditembusnya.

Juli 2022, menjadi bulan yang paling tak diharapkan. Satu per satu hewan ternak yang dibesarkan lewat keringat dan segala rupa yang ada di dalamnya, mulai terjangkit dan mati.

"Begitu nyampe udah kacau semua, panik, ketakutan, penularannya cepet banget kan itu," ujarnya.

Baca juga: Macan Kumbang Muncul di Perkebunan Pangalengan Bandung, BBKSDA Minta Warga Tak Buru dan Tembak

PMK jelas melumpuhkan perekonomian warga. Pasalnya hampir 90 persen warga Desa Wanasuka merupakan peternak sapi perah.

Nendi menyebut, warga yang baru bangkit dari badai Covid-19, harus kembali mempersiapkan logistik untuk melalui badai PMK.

"Semua penghasilan dari peternak sapi, waktu PMK wilayah ini yang paling fatal," tutur dia.

Hampir 50 persen sapi milik warga mati karena PMK. Jika ditotalkan, ada sekitar 200 ekor sapi perah pelbagai usia yang harus mati.

Saat itu, warga belum mendapatkan bala bantuan berupa vaksin atau antibodi untuk hewan.

Tak aneh, sapi yang sudah mulai kelihatan renta dan akan tumbang disembelih dan dikuburkan di kebun-kebun dekat kandang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau