Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Hari Tani Nasional, Petani Sayur di Pangalengan Dicekik Tingginya Harga Pupuk hingga Ancaman Investor Wisata

Kompas.com - 23/09/2022, 18:00 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Setiap 24 September, Indonesia memperingati Hari Tani Nasional. Seperti dikutip dari laman Kemdikbud, Hari Tani Nasional merupakan pengingat sejarah perjuangan golongan petani hingga pembebasan mereka dari kesengsaraan.

Ironisnya, banyak petani yang belum merasakan benar-benar bebas dari kesengsaran. Seperti petani sayur di Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Saat Kompas.com menemui para petani di Pangalengan, mereka banyak mencurahkan uneg-uneg soal nasib yang kian tercekik. Mulai dari stigma profesi rendahan, kebijakan pemerintah yang tak berpihak, subsidi pupuk yang seperti angin lalu, hingga krisis lahan yang menyempit akibat industri dan bencana alam.

Belum lagi, baru-baru ini pemerintah pusat menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang membuat petani sayur ikut terdampak.

Baca juga: Pendaftar Petani Milenial Lampaui Target, Ada yang Kantongi Omzet Puluhan Juta Per Bulan

Salah satunya Risa Permana. Dia bercerita, sudah 20 hari bertani tomat dengan harga kebutuhan tanaman yang melejit, imbas dari kenaikan harga BBM.

Lahan miliknya di Kampung Babakan Kiara, Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sudah ditanami tomat sejak lama. Ini merupakan satu-satunya sumber penghidupannya.

Bagi Risa, tomat bukan sekadar sayuran. Ada perjuangan yang harus dibayar mahal demi menembus pasar.

"Belum ada sumber yang lain. Semua masih satu sumber, ya ini tomat. Mati-matian saya untuk ini," katanya ditemui, Jumat (23/9/2022).

Risa berkata, tak banyak yang bisa diperbuat setelah harga BBM naik. Dia hanya menunggu keadilan yang bisa diperjuangkan para wakil rakyat.

Alih-alih mendapat angin segar, Risa dan petani lain dihadapkan dengan kenaikan harga pupuk kandang bersubsidi. Pupuk kandang yang awalnya Rp 8.000 per karung, kini menjadi Rp 12.000 per karung.

"Kenaikannya hampir 50 persen, itu untuk pupuk, belum yang lainnya. Kita dibuat pusing. Sebetulnya pupuk kimia subsidi masih ada, cuma nggak nyampe ke sini, biasanya semua toko juga ada," kata Risa.

Namun sepekan setelah harga BBM naik, pupuk subsidi sangat sulit dijumpai hingga sekarang.

Jelang Hari Tani Nasional, para petani sayuran di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat masih dirundung pelbagai masalah, salah satunya anjloknya harga sayuran hingga krisis lahan yang tak berkesudahan.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Jelang Hari Tani Nasional, para petani sayuran di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat masih dirundung pelbagai masalah, salah satunya anjloknya harga sayuran hingga krisis lahan yang tak berkesudahan.

Kondisi ini membuatnya jengkel dengan kebijakan pemerintah. Ia merasa pemerintah seperti memaksa petani untuk beralih menggunakan pupuk kimia dengan harga selangit.

Sebelum BBM naik, harga pupuk non subsidi Rp 500 ribu per karung, tetapi kini menjadi Rp 1 juta per karung.

"Sekali lagi, kalau pun mahal kita juga pasti memaksakan beli, itu pun kalau barangnya ada, jadi sekarang itu agak susah itu barang (pupuk)," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bey Turun Tangan Tengahi Konflik, Bupati Cianjur: Saya Malu...

Bandung
7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

7.562 Mahasiswa Bisa Ikut Program Jarvis Kemenperin, Ini Syaratnya

Bandung
Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Catat, Ini 16 Lokasi Parkir di Sekitar Braga Free Vehicle

Bandung
Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Tertangkap, Maling Motor Ditelanjangi lalu Diarak Warga di Cirebon

Bandung
Oknum Brimob yang Tabrak Warga Bogor Diperiksa Propam

Oknum Brimob yang Tabrak Warga Bogor Diperiksa Propam

Bandung
Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pak RT Rasakan Ngeri Saat Datangi TKP

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pak RT Rasakan Ngeri Saat Datangi TKP

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur, Bupati, Sekda, dan Kadis Sepakat Islah

Kisruh Birokrat di Cianjur, Bupati, Sekda, dan Kadis Sepakat Islah

Bandung
Kondisi Asrama Haji di Indramayu: Berdebu, Kondisi Air Payau

Kondisi Asrama Haji di Indramayu: Berdebu, Kondisi Air Payau

Bandung
Pergeseran Tanah di Ciwidey Bandung, 4 Rumah Rusak

Pergeseran Tanah di Ciwidey Bandung, 4 Rumah Rusak

Bandung
Berangkat Sekolah, Siswi SD di Bone Tewas Terseret Arus Banjir, Terjebak di Gorong-gorong Irigasi

Berangkat Sekolah, Siswi SD di Bone Tewas Terseret Arus Banjir, Terjebak di Gorong-gorong Irigasi

Bandung
Oknum Prajurit TNI Aniaya Sopir Catering, Berakhir Damai dan Korban Minta Maaf

Oknum Prajurit TNI Aniaya Sopir Catering, Berakhir Damai dan Korban Minta Maaf

Bandung
Kasus Pembunuhan di Karawang, Pelaku Diduga Jadikan Istri Sebagai Pekerja Seks Sebelum Cerai

Kasus Pembunuhan di Karawang, Pelaku Diduga Jadikan Istri Sebagai Pekerja Seks Sebelum Cerai

Bandung
Cerita Asep 'Lampu', Relawan Tagana yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana hingga Hajatan

Cerita Asep "Lampu", Relawan Tagana yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana hingga Hajatan

Bandung
Pelaku Mutilasi di Ciamis Sempat Tawarkan Daging Korban ke Warga

Pelaku Mutilasi di Ciamis Sempat Tawarkan Daging Korban ke Warga

Bandung
Istri yang Dimutilasi Suaminya di Ciamis Dieksekusi Saat ke Pengajian

Istri yang Dimutilasi Suaminya di Ciamis Dieksekusi Saat ke Pengajian

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com