Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Hari Tani Nasional, Petani Sayur di Pangalengan Dicekik Tingginya Harga Pupuk hingga Ancaman Investor Wisata

Kompas.com - 23/09/2022, 18:00 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Pria berusia 39 tahun ini mengaku, para petani sayur diharuskan memproduksi produk yang berkualitas. Namun, di sisi yang lain, setiap kebijakan yang dilahirkan, tak satupun berpihak pada masa depan petani.

"Tetap memaksakan kebutuhan, meskipun mahal tetap beli aja, jadi apa dampaknya kita dipaksa terus bertahan dalam keadaan apapun juga," bebernya.

Kondisi Gagal Panen Semakin Tinggi

Kondisi Risa dan petani sayur di Pangalengan ini ibarat peribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga. Pasalnya, cuaca tak menentu yang saat ini banyak dikeluhkan, juga dirasakan oleh para petani sayuran.

Dalam beberapa hari, hujan dengan intensitas tinggi kerap melanda wilayahnya, kemudian keesokannya bisa tak terjadi hujan sama sekali.

Kondisi ini, diakui Risa, sangat memberatkan. Selain dijepit oleh kenaikan harga BBM, kondisi alam yang tak menentu membuat gagal panen kerap menjadi momok yang menakutkan.

"Tiap musim beda-beda, khusus tomat bisa jadi hari ini hasil panen 6 ton besok lusa bisa hanya 3 ton, tapi modalnya sama," terangnya.

 

Terkait kondisi alam, Risa dan petani sayuran yang lain tidak bisa berbuat banyak.

Ia hanya bisa berharap, agar alam selalu mendukung dan berpihak pada proses yang sedang dilakukan para petani.

"Ya gak bisa ngapa-ngapain, kalau udah kacau musim, hari ini hujan besok enggak udah pasti yang busuk itu lumayan," tambahnya.

Saat ini, harga tomat di kalangan petani, sedang dalam posisi stagnan, yakni Rp 3.000 sampai Rp 3.500 per kilogram.

Harga tersebut, sudah dikatakan lumayan, tidak begitu anjlok. Namun, tetap saja tidak aman untuknya yang harus memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Biaya, sayuran tomat per pohonnya, kata Risa, mencapai Rp 4.000 hingga masa panen paling cepat 5 hari, paling lambat satu minggu.

Angka tersebut jelas tak berimbang dengan harga yang diminta pasar. Belum lagi, lanjut dia, biaya transportasi ke Jakarta yang awalnya Rp 1,2 juta sekarang menginjak Rp 1,5 juta.

"Kalau segitu aman untuk sampai pasar Keramatjati Jakarta, tapi tidak aman untuk perbekalan ke rumah, saya hanya berupaya supaya prosesnya terus berjalan. kalau mau aman ya diharga Rp 5.000 perkilogram," ungkapnya.

Krisis Lahan Terancam Investor Wisata

Tak hanya diberatkan dengan biaya untuk menghasilkan kualitas tomat yang baik. Risa juga dibingungkan dengan makin mengecilnya lahan garapan para petani sayur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada 'Tour Guide' Gratis

Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada "Tour Guide" Gratis

Bandung
21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Bandung
Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Bandung
Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Bandung
Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Bandung
2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

Bandung
Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Bandung
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com