KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Garut berhasil menangkap dua orang produsen sekaligus pengedar uang palsu di Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar).
"Pelaku berinisial AL (47) berprofesi sebagai pelatih badminton dan DF (52) profesinya tukang sablon," kata Kapolres Garut, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Wirdhanto Hadicaksono, dikutip dari TribunJabar.id, Senin (21/11/2022).
"Mereka diamankan setelah kami mendapat laporan dari masyarakat adanya peredaran uang palsu," imbuhnya, di Mapolres Garut, Minggu (20/11/2022).
Wirdhanto mengatakan, pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa ribuan lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan total Rp 3 miliar, serta mesin produksinya.
Baca juga: IPM Garut 2022 Naik 0,96 Persen, Tertinggi di Jabar
Tak hanya uang palsu, polisi pun menyita emas palsu yang terbuat dari kuningan yang akan digunakan para pelaku untuk melakukan tindak penipuan.
"Ada 23 bundel uang pecahan Rp 100.000 yang kami sita, secara keseluruhan mencapai Rp 3 miliar. Kami juga menyita bahan polimer, printer besar, dan kepingan logam berupa kuningan, termasuk bahan kimia seperti fosfor, tinta, dan sejumlah buku panduan," ujar Wirdhanto.
Selain itu, dia membeberkan, polisi pun menyita tali pita untuk mata uang asing dan sejumlah senjata tajam, seperti golok dan keris.
Wirdhanto menjelaskan, kedua pelaku mencetak ribuan lembar uang palsu untuk melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang.
Dia menambahkan, para pelaku pun diduga akan mengedarkan uang palsu itu pada saat periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Baca juga: Dalam 3 Jam Garut Diguncang 4 Kali Gempa, Paling Besar 5,3 Magnitudo
"Ini diduga akan diedarkan pada Natal dan Tahun Baru (2023). Selain secara parsial, ada juga iming-iming modus penggandaan uang menggunakan ritual," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Garut, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dede Sopandi menilai, kedua pelaku yang ditangkap piawai dalam membuat uang palsu.
Pasalnya, uang palsu buatan para pelaku memiliki tingkat kemiripan hingga 90 persen dengan uang asli.
"Kemiripannya memang 90 persen, jadi saat dicek itu hologramnya muncul meski tidak seperti yang asli, tapi akan cukup mengecoh," ucap Dede, di Mapolres Garut, Minggu (20/11/2022).
Dede menerangkan, uang palsu yang dibuat dengan menggunakan printer modifikasi dan campuran bahan kimia itu memang tampak seperti asli meski diperiksa oleh alat deteksi.
"Tapi tetap saja ada kelemahannya. Saat dicek, nomor seri pada uang palsu itu tidak tampak seperti asli, atau tidak muncul (timbul). Itulah perbedaanya," terangnya.
Baca juga: Kronologi Mahasiswa Unpad Asal Garut Tewas Ditusuk di Soreang, Pelaku Pakai Jaket Ojol