Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Terendam Banjir, Candi Bojong Menje di Rancaekek Terancam Rusak

Kompas.com - 20/12/2022, 12:49 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin pas disematkan pada nasib atau keberlangsungan situs Candi Bojong Menje yang berada di Jalan Rancaekek, Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Genap 20 tahun sejak pertama kali ditemukan Agustus 2022 silam. Keberlangsungan Candi Bojong Menje seperti buah simalakama.

Sudah kondisinya tak terawat, kini Candi Bojong Menje pun sudah tiga hari terendam banjir luapan sungai Cimande.

Baca juga: Kisah Situs Candi Bojong Menje: 20 Tahun Tak Ada Perkembangan dan Terbengkalai

Ahmad (62) penemu sekaligus pengelola Candi Bojong Menje mengatakan, wilayah tersebut memang sudah kerap terdampak banjir sejak 1975.

Namun, di titik tempat Candi Bojong Menje ditemukan dulunya merupakan dataran yang tinggi.

"Banjir di sini sudah dari tahun 1975, dulunya ini dataran tinggi, karena mungkin situs jadi posisinya tinggi," katanya ditemui di lokasi, Selasa (20/12/2022).

Pembangunan pabrik yang masif dan mengelilingi situs Candi Bojong Menje, disinyalir menjadi di salah satu penyebab titik Candi Bojong Menje kerap dilanda banjir.

Situs Candi Bojong Menje di Jalan Rancaekek-Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kerap dilanda banjir luapan sungai Cimande. Ketinggian banjir bisa mencapai 70 sampai 130 sentimeter. Hal tersebut membuat khawatir pengelola Candi Bojong Menje, lantaran kondisi bebatuan yang dikhawatirkan cepat rusak.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Situs Candi Bojong Menje di Jalan Rancaekek-Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kerap dilanda banjir luapan sungai Cimande. Ketinggian banjir bisa mencapai 70 sampai 130 sentimeter. Hal tersebut membuat khawatir pengelola Candi Bojong Menje, lantaran kondisi bebatuan yang dikhawatirkan cepat rusak.
Ahmad mengatakan, saat ini posisi Candi Bojong Menje lebih rendah dibandingkan dengan posisi bangunan pabrik.

Hal itu menyebabkan air luapan Sungai Cimande kerap menggenang Candi Bojong Menje.

"Lihat aja, coba perhatikan tanah pabrik itu sekarang posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan ini (situs Candi Bojong Menje), otomatis ini rendah dan air jadi tertampung di sini," kata dia.

Selain itu, pembuangan air di dekat Candi Bojong Menje, ukurannya bertambah kecil dan terhalang oleh besi-besi penyangga sampah.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Jokowi Sudah Putuskan Tak Ada Tarif untuk Naik ke Candi Borobudur

Setiap kali hujan dan banjir, Ahmad beserta anak dan cucunya kerap berupaya membenahi jalur pembuangan air agar banjir di Candi Bojong Menje cepat surut.

Tidak aneh, jika saat membersihkan jalur pembuangan air, sampah-sampah dari pelbagai jenis kerap Ahmad temui.

"Pembuangan air itu tertutup sama sampah, jadi air sulit keluar, dan akhirnya menggenang airnya. Banyak pisan (sekali) sampahnya, sampah rumah tangga, sampah plastik juga ada, kebanyakan sampah dapur yang sengaja di buang saja," terangnya.

Tidak hanya membersihkan sampah bekas banjir, Ahmad juga kerap membersihkan material sampah yang juga berserakan di jalan-jalan menuju Candi Bojong Menje.

"Jadi saya sama anak, dan cucu yang membersihkan sisa-sisa banjir. Dari mulai rumput sampai sampah yang ada di candi atau di jalan menuju candi saya yang bersihin," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com