CIANJUR, KOMPAS.com – SU (48), warga Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berharap istrinya, ID (38), bisa segera dipulangkan.
SU tak bisa membayangkan penderitaan istrinya yang dipaksa menjadi budak seks oleh sindikat perdagangan orang di Dubai, Uni Emirat Arab.
“Alhamdulilah istri saya sekarang sudah diselamatkan, informasinya sudah ada di kantor KJRI, semoga bisa cepat dipulangkan,” kata SU kepada Kompas.com, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Suami TKW Cianjur Beberkan Awal Mula Istrinya Terjebak Prostitusi di Dubai
SU mengatakan, sejak kabur dari rumah majikan pada Fabruari 2023, korban dijebak dan disekap di sebuah apartemen oleh komplotan pelaku.
Sejak itu, korban diperlakukan tak manusiawi dan kerap menerima kekerasan fisik.
“Disekap di ruangan kecil dan lampunya tidak boleh dinyalakan. Kalau dikasih makan seperti ke hewan,” ujar dia.
“Waktu itu sempat menelepon, cerita ke saya. Pak, saya dijual, tidak mau melayani, saya dipukul, sakit, saya lemas,” sambung SU dengan lirih menirukan ucapan korban.
SU mengungkapkan, istrinya menjadi korban sindikat perdagangan orang yang kerap menyasar pekerja migran, terutama asal Indonesia.
“Modusnya menawari pekerjaan dengan iming-iming gaji besar lewat grup Facebook. Banyak sebenarnya grup-grup seperti itu,” kata SU yang pernah 13 tahun menjadi pekerja migran di Arab Saudi.
Karena itu, saat istrinya memberitahu ada yang menawari pekerjaan seperti itu, SU sontak melarangnya.
Namun, korban telanjur terpincut hingga akhirnya terjebak dalam sindikat perdagangan orang yang melibatkan pelaku dari berbagai negara tersebut.
Kuasa hukum keluarga korban, Salatudin Gayo, mendesak semua pihak yang terlibat dalam tindak pidana perdagangan orang ini diproses.
Sejauh ini, sudah dua orang yang ditangkap terkait kasus ini, pihak penyalur setempat dan seorang muncikari berkewarganegaraan Bangladesh.
"Kan baru sponsor lapangan yang merekrutnya (ditangkap), bukan (sponsor) yang memproses dan yang memberangkatkan korban," kata Salat saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Salat mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan tawaran pekerjaan ke luar negeri dengan iming-iming proses mudah dan gaji besar.