Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Suhu Dingin di Bandung Saat Malam, BMKG: Angin Monsun Australia

Kompas.com - 21/07/2023, 14:31 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Viral di media sosial soal suhu di wilayah Bandung, Jawa Barat, dan sekitarnya terasa lebih dingin meski sedang musim kemarau.

Pantauan Kompas.com, suhu di Bandung terasa dingin beberapa hari terakhir sejak sore sekitar pukul 17.00 - 18.00 WIB hingga pukul 07.00 - 08.00 WIB. Suhu berangsur memanas mulai pukul 09.00 sampai sekitar pukul 16.00 WIB.

Hari ini, Jumat (21/7/2023), langit di Kota Bandung tampak mendung dan suhu pun terasa dingin.

Penjelasan BMKG

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu minimum di Kota Bandung pada 14-18 Juli 2023 tercatat mencapai 17 derajat Celcius.

Ketua BMKG Kota Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, suhu dingin yang terjadi belakangan ini merupakan fenomena alami yang wajar terjadi ketika memasuki puncak musim kemarau.

Baca juga: Fenomena Suhu Dingin di Bandung dan Sekitarnya, BMKG Ungkap Penyebabnya

"Pada tanggal 14-17 Juli 2023, BMKG mencatat suhu Kota Bandung sempat mengalami kenaikan dari 19 derajat ke 20 derajat celsius," kata Teguh, Kamis (20/7/2023), dikutip dari laman Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, bandung.go.id, Jumat (21/7/2023).

Namun pada Selasa (18/7/2023), Teguh menambahkan, suhu mengalami penurunan menjadi 17 derajat Celcius. Bahkan suhu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyentuh 15,4 derajat Celcius.

"Padahal suhu minimum normal pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius," ujar Teguh.

Bandung dingin saat malam, panas saat siang

Teguh menjelaskan, suhu dingin berpotensi terjadi pada musim kemarau, terutama pada malam hari. Sementara siangnya, terik sinar matahari terasa maksimal karena langit tak ada tutupan awan.

Radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan dilepaskan secara maksimal pada malam hingga dini hari, kondisi ini yang menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal.

Baca juga: Capai 17 Derajat Celsius, Ini Penyebab Suhu Dingin di Bandung

"Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," ucap Teguh.

Musim dingin di Australia

Selain yang telah dijelaskannya, Teguh melanjutkan, suhu dingin di Kota Bandung belakangan ini juga merupakan dampak dari musim dingin di wilayah Australia.

Tekanan udara yang cukup tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau yang dikenal dengan sebutan Angin Monsun Australia.

"Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),” jelasnya.

Berlangsung hingga Agustus

Menurut Teguh, suhu dingin di Kota Bandung dan sekitarnya biasanya akan berlangsung hingga Agustus 2023, dan akan berangsur-angsur hangat kembali mulai September.

Dia pun meminta masyarakat tak khawatir dengan kondisi ini dan selalu menjaga kesehatan tubuh.

"Masyarakat diharap untuk menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut di malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampokan Rumah di Bogor Terekam CCTV, 3 Perempuan Ditangkap

Perampokan Rumah di Bogor Terekam CCTV, 3 Perempuan Ditangkap

Bandung
Tidak Dibelikan Motor, Pria Diduga ODGJ Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi

Tidak Dibelikan Motor, Pria Diduga ODGJ Bunuh Ibu Kandung di Sukabumi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Intip Peluang Golkar dan PKS Lawan PKB di Kabupaten Bandung

Intip Peluang Golkar dan PKS Lawan PKB di Kabupaten Bandung

Bandung
KPU Kabupaten Bandung Pastikan Tak Ada Cabup dari Jalur Independen

KPU Kabupaten Bandung Pastikan Tak Ada Cabup dari Jalur Independen

Bandung
2 Siswa Korban Kecelakaan Bus di Subang Sempat Jadi Kuli Angkut Pasir demi Ikut 'Study Tour'

2 Siswa Korban Kecelakaan Bus di Subang Sempat Jadi Kuli Angkut Pasir demi Ikut "Study Tour"

Bandung
ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

Bandung
3 Remaja Putri di Bogor Rampok Tantenya, Korban Dipukul dan Disekap

3 Remaja Putri di Bogor Rampok Tantenya, Korban Dipukul dan Disekap

Bandung
Pelaku Pelecehan Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Pelaku Pelecehan Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Bandung
Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Bandung
Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Bandung
'Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling'

"Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling"

Bandung
Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com