Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Kami Belum Meyakini Penyebab Kebakaran TPA Sarimukti Putung Rokok

Kompas.com - 25/08/2023, 16:50 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Puntung rokok yang diduga menjadi penyebab kebakaran lahan sampah di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat masih dipertanyakan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, untuk mengungkap penyebab kebakaran masih memerlukan pembuktian apa yang menjadi sebab kebakaran lahan sampah di TPA Sarimukti.

"Per hari ini kita belum meyakini seratus persen, tapi dari laporan di awal hari kelihatannya ada insiden (puntung rokok) itu," ujar Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil di TPA Sarimukti, Jumat (25/8/2023).

Baca juga: Cerita Balita yang Dilarikan ke RS Setelah 6 Hari Menghirup Asap dari TPA Sarimukt

Emil menyampaikan, untuk mengungkap sebab kebakaran gunungan sampah ini perlu dilakukan kajian secara ilmiah dengan melihat fakta objektif di lokasi kejadian

"Secara ilmiah kami membutuhkan cukup waktu untuk membuktikan (puntung rokok) itu sebagai penyebab kebakarannya," sebut Emil.

Namun Emil meyakini, ada kandungan gas metan yang memperparah kondisi kebakaran di tumpukan sampah. Gas metan dari fermentasi sampah itu berada di lapisan bawah sampah yang menyebabkan api sulit padam.

"Kebakaran ini dampak dari musim kemarau. Bahwa di dalam tumpukan sampah itu ada gas metan, betul. Kita tahu, tumpukan sampah ini ada gas metan yang panas dan menimbulkan kebakaran kalau ada oksigen," ucap Emil.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat mengatakan, kesulitan proses pemadaman di gunungan sampah disebabkan besarnya gas metan yang terjebak di dalam tumpukan sampah.

Gas tersebut terpantik oleh api yang berada di permukaan sehingga menyala dan merambat melalui bawah tumpukan sampah di kedalaman 25 sampai 50 meter.

Baca juga: Penyebab Api Sulit Padam di TPA Sarimukti karena Besarnya Gas Metan

"Model apinya memang tidak besar, tapi api ini merambat di dalam sampah. Sampah kan ketinggiannya 25 sampai 50 meter, nah ini yang agak susah kita memadamkan," ungkap Prima di TPA Sarimukti, Kamis (24/8/2023).

Untuk itu, proses pemadaman dilakukan keroyokan dengan bantuan armada dari berbagai daerah. Namun, karena gas metan ini cukup alot untuk dijinakkan maka rambatan api yang menjalar melalui lapisan bawah lahan sampah tidak diketahui di mana titiknya.

"Tapi kita berupaya bersama bersama TNI, Polri dan pemadam kebakaran dari kota/kabupaten untuk memadamkan," ucap Prima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com