BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Jumlah warga yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat asap kebakaran TPA Sarimukti tercatat 200 jiwa.
Ratusan jiwa yang tercatat mengalami gangguan pernapasan itu merupakan warga yang memeriksakan diri ke Posko Kesehatan yang disiapkan khusus menangani dampak negatif asap kebakaran.
"Ada 200 jiwa tadi yang terdaftar atau pasien dengan mayoritas ISPA atau penyakit pernapasan yang dibantu oleh Puskesmas Cipatat, Polri dan TNI," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di TPA Sarimukti, Jumat (25/8/2023).
Baca juga: Ridwan Kamil: Kami Belum Meyakini Penyebab Kebakaran TPA Sarimukti Putung Rokok
Selain dampak kesehatan, kebakaran ini juga berdampak pada ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari gunungan sampah di TPA Sarimukti. Mau tak mau mereka harus libur dari pekerjaannya yang biasa sehari-hari mereka lakukan.
"Warga banyak yang terdampak dibagi dua, dampak tidak bisa bekerja karena mengandalkan ekonomi sarimukti, kemudian ada yang tetap bisa bekerja hanya kesehatannya terdampak," kata Kang Emil sapaan akrabnya.
Atas kondisi itu, Pemprov Jabar menyiapkan anggaran untuk menambal kebutuhan warga dengan menyiapkan paket sembako bagi masyarakat terdampak asap kebakaran.
"Kita akan memberikan bantuan berupa sembako bagi masyarakat terdampak. Dapur umum juga untuk hampir 500 jiwa bagi warga terdampak dan relawan yang sudah kita siapkan hari ini," sebut Emil.
Baca juga: Dampak Buruk Kebakaran di TPA Sarimukti, 3 Desa Tercemar Asap dan Puluhan Warga Kena ISPA
Sementara itu, Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengimbau, warga yang mengeluhkan sesak, sakit tenggorokan, atau gangguan napas lainnya agar segera memeriksakan diri ke Balai Desa Sarimukti.
"Penanganan medis jadi prioritas kami. Kalau ada pasien yang akut dan harus dilarikan ke rumah sakit kami sudah siapkan baik itu ambulans maupun sarana di rumah sakit," kata Hengky.
Untuk mengurangi jumlah korban, pihaknya akan merelokasi para pemulung dari lokasi yang berdekatan dengan TPA Sarimukti. Untuk sementara mereka akan direlokasi ke tempat yang jauh dari kepulan asap.
"Laporan dari pengelola ada 60 kepala keluarga di sekitar TPA. Ada mereka yang memilih kembali ke wilayah masing-masing, namun kita sediakan tempat yakni di kantor desa," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.