BANDUNG, KOMPAS.com - Muhammad Ilham Maulana (24), pengusaha topi asal Cigondewah, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mulai kebanjiran order jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Order berasal dari partai politik, calon legislatif (Caleg), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), hingga ketiga bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"Memasuki tahun pemilu sekarang, partai, caleg, sama capres-cawapres juga pesan," katanya ditemui di tempat produksi topinya, Jumat (8/12/2023).
Baca juga: Kisah Sukses Roti Unyil Bogor, Si Mungil Beromzet Miliaran Rupiah
Untuk capres cawapres yang datang memesan adalah tim kampanyenya. Jumlah yang dipesan berbeda.
Saat ini, beberapa contoh topi untuk ketiga paslon capres-cawapres sudah selesai dikerjakan dan telah dikirimkan.
"Jumlahnya beda, tapi yang jelas nginjek angka seribu lebih ketiganya. Kemarin udah sebagian dikirim, ada yang masih contoh udah disetujui sekarang lagi penggarapan," tutur dia.
Baca juga: Tanggul Jebol, SD di Bandung Terendam Banjir dan Lumpur, Sekolah Diliburkan
Untuk harga, topi custom dengan kualitas paling rendah dipasang bandrol Rp 10.000-15.000.
"Kalau untuk yang dipesan para tim pemenangan untuk capres, enggak lah, enggak yang paling murah. Mungkin disesuaikan juga," ucap ilham.
Ilham mengaku cukup puas dan bangga bisa mengerjakan topi untuk kampanye ketiga paslon capres-cawapres.
Jika hasil buatannya memuaskan tim ketiga paslon capres-cawapres itu, Ilham menyakini akan ada pemesanan lagi.
"Semoga hasilnya memuaskan, kalau mereka puas, mudah-mudahan bisa pesan lagi ke sini," ungkap dia.
Tak hanya pasangan capres-cawapres, partai, caleg, dan penyelenggara pemilu ikut memesan topi di tempatnya. Seperti ratusan caleg dari pelbagai partai dan daerah.
"Wah kalau jumlah caleg mah banyak banget, ratusan jumlahnya. Caleg dan partai pesan bukan yang di Jawa Barat saja luar daerah juga banyak," imbuhnya.
Meski mendapatkan orderan ratusan caleg, harga yang disepakati para Caleg tergolong yang paling rendah.
Kemungkinan tim kampanye para caleg memilih harga yang paling murah, lantaran topi tersebut untuk dibagikan.