BANDUNG, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan pabrik berskala besar di Jawa Barat banyak yang bertumbangan bahkan gulung tikar.
Tak hanya itu, sejumlah pabrik melakukan relokasi. Apindo Jabar mencatat, pada 2023 setidaknya ada 5 perusahaan yang relokasi ke daerah lain.
Perusahaan tersebut berada di Karawang, Sukabumi, Purwakarta, dan Bogor. Mayoritas berbisnis di sektor alas kaki dan garmen dengan total pekerja lebih dari 14.000.
Baca juga: Membaik, Angka Pengangguran di Sumbar Peringkat 8 Tertinggi Nasional
"Perusahaan itu adalah perusahaan padat karya yang tentu saja berjumlah ribuan karyawan per perusahaan, bukan lagi ratusan," kata Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik, dalam rilisnya, Senin (11/12/2023).
Dia cukup prihatin dengan kondisi ini karena dampaknya akan membuat jumlah pengangguran di Jawa Barat meningkat.
Ning mengungkapkan, dari data yang dihimpunnya, realisasi investasi di Jawa Barat masih bagus.
Baca juga: Dinyatakan Belum Lengkap, Kejati Jabar Kembalikan Berkas Kasus Subang ke Polisi
Dalam lima tahun terakhir angkanya berada di atas Rp 100 triliun, naik dari 2022 sebesar Rp174,58 triliun. Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan serapan tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja per investasi Rp 1 trilun pada 2022 sebanyak 1.050 orang. Kondisi ini menurun sejak 2017 yanga hanya 1.808. Berbeda jauh dengan 2016 yang mencapai 3.486 orang.
Hal ini dikarenakan investasi yang masuk berupa padat modal, bukan padat karya.
Dengan kondisi ini mau tak mau para pekerja di Jabar harus mulai lihai meningkatkan skil agar bisa bekerja di industri padat modal yang berteknologi tinggi.
Persoalannya, angkatan kerja di Jabar masih didominasi lulusan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK).
Hal ini dikhawatirkan bisa menjadi bumerang untuk perkembangan industri di Jabar karena sektor padat karya persaingannya luar biasa bukan hanya di regional, tapi dalam skala internasional.
"Dengan melemahnya pasar dan persaingan ketat, maka buyer (pembeli) memilih produsen dengan biaya termurah atau yang paling kompetitif," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran terbuka di Jabar masih naik turun. Pada 2018 angkanya mencapai 8,23 persen yang kemudian naik pada 2020 hingga 10,46 persen.
Perlahan angka tersebut turun hingga pada 2023 sudah mencapai 7,44 persen.