Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Anaknya Tak Kunjung Dipulangkan, Orangtua TKI Cianjur Minta Bantuan Jokowi

Kompas.com - 18/12/2023, 07:28 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Sebulan berlalu tanpa kepastian pemulangan jenazah anaknya, orangtua Abdul Fatah alias MAF (20) meminta bantuan Presiden Jokowi melalui video yang diunggah di media sosial.

Dalam video berdurasi 1 menit 40 detik itu, Nuraeni (57), ibu pekerja migran asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini berharap Presiden Jokowi membantu memfasilitasi pemulangan jenazah anaknya.

"Mohon bantuannya bapak presiden, sampai saat ini jenazah anak saya masih tertahan di rumah sakit Kamboja karena terkendala biaya pemulangan,” ucap Nuraeni dalam video yang diterima Kompas.com, Minggu (17/12/2023) malam.

Baca juga: Lagi, Pekerja Migran Ilegal Asal Flores Timur Meninggal di Malaysia

Disebutkan, pihak keluarga harus menyiapkan biaya sebesar Rp 140 juta untuk proses pemulangan jenazah sehingga berharap bantuan dari pemerintah dan presiden.

"Saya sangat berharap kepada Bapak Presiden agar bisa membantu kepulangan jenazah anak saya dari Kamboja sampai ke Indonesia," ujar dia.

"Atas segala bantuan Bapak Presiden saya ucapkan terima kasih," imbuhnya.

Najib Ali Hildan, selaku kuasa keluarga TKI menuturkan, pihak keluarga menempuh upaya ini karena sudah sebulan lebih berupaya memulangkan jenazah anak mereka namun terkendala.

"Pihak keluarga juga sudah menulis surat untuk presiden dan dikirimkan langsung ke Istana Negara,” kata Najib saat dihubungi, Senin (18/12/2023) pagi.

Baca juga: Kini, Pekerja Migran Ilegal Pun Datang dari Orang Berpendidikan Tinggi

Menurut Najib, MAF diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) modus penyaluran tenaga kerja unprosedural ke luar negeri.

Pihaknya pun telah melaporkan tiga orang yang berperan sebagai perekrut dan sponsor ke Polres Cianjur.

“Pelaku menawari pekerjaan kepada korban dengan iming-iming gaji US 700 dolar atau kisaran Rp 10 juta per bulan,” ujar dia.

“Awalnya dijanjikan kerja di Thailand, namun malah dikirim ke Kamboja. Kerjanya apa juga tidak jelas,” Najib menambahkan.

Selain itu, selama bekerja sejak Mei 2023 itu, korban sempat mengaku kerap mendapat tekanan dan diancam akan dijual ke Laos apabila tidak bisa mencapai target pekerjaan.

“Negara wajib hadir karena korban adalah WNI yang berhak atas hak perlindungan dan tanggung jawab dari negara. Sejarinya pemerintah lebih serius menangani kasus ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, Abdul Fatah alias MAF (20), seorang pekerja migran atau TKI asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia di Kamboja.

Warga Desa Cibodas, Kecamatan Cijati, Cianjur itu meninggal dunia Senin (13/11/2023) setelah sempat dirawat tiga hari di Rumah Sakit Phnom Penh, Kamboja.

Pihak keluarga tidak mengetahui sebab kematiannya karena sampai saat ini belum menerima rekap medis.

Sebelum dikabarkan meninggal, MAF sempat mendesak ingin pulang karena kerap mendapat tekanan di tempat kerja dan sering sakit-sakitan.

Keluarga korban juga dimintai uang sebesar Rp 20 juta oleh pihak perekrut sebagai biaya pemutusan perjanjian kerja agar korban bisa dipulangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

Bandung
Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Bandung
Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Bandung
Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Bandung
5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

Bandung
Kronologi Perampokan Minimarket di Indramayu, Pelaku Sempat Sekap Karyawan

Kronologi Perampokan Minimarket di Indramayu, Pelaku Sempat Sekap Karyawan

Bandung
May Day 2024, Ribuan Buruh Karawang Akan Unjuk Rasa di Istana Negara

May Day 2024, Ribuan Buruh Karawang Akan Unjuk Rasa di Istana Negara

Bandung
Dalam 4 Bulan, Pasien DBD di Cirebon Capai 496 Orang, 4 Meninggal

Dalam 4 Bulan, Pasien DBD di Cirebon Capai 496 Orang, 4 Meninggal

Bandung
Kronologi Pembunuhan Sadis di Bogor, Berawal Saat Korban Dicegat Masuk Kampung

Kronologi Pembunuhan Sadis di Bogor, Berawal Saat Korban Dicegat Masuk Kampung

Bandung
Pria di Bogor Diduga Tewas Dianiaya, Mayatnya Dibuang ke Pinggir Jalan

Pria di Bogor Diduga Tewas Dianiaya, Mayatnya Dibuang ke Pinggir Jalan

Bandung
Siswi SMP Diperkosa 2 Pria di Sukabumi, Korban Diajak Main ke Rumah Pelaku

Siswi SMP Diperkosa 2 Pria di Sukabumi, Korban Diajak Main ke Rumah Pelaku

Bandung
Mobil Kecelakaan, Sopir Ngantuk Usai Begadang Nonton Timnas Berlaga

Mobil Kecelakaan, Sopir Ngantuk Usai Begadang Nonton Timnas Berlaga

Bandung
Melihat Monumen Dua Tugu Udang Berbahan Knalpot Brong di Cirebon

Melihat Monumen Dua Tugu Udang Berbahan Knalpot Brong di Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com