Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus Kritik Jokowi, Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud: Alarm Bagi Kekuasaan

Kompas.com - 07/02/2024, 18:05 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Benny Rhamdani menyebut petisi dari sivitas akademisi di beberapa kampus yang mengkritik langkah politik Jokowi merupakan alarm peringatan bagi kekuasaan.

"Alarm peringatan tanda-tanda alam semesta ikut bergerak yang dimulai dengan pergerakan kampus perguruan tinggi," katanya ditemui di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/2/2024).

Kampus, sambung Benny, merupakan petunjuk dari kemajuan bangsa. Jika perguruan tinggi sudah memberi sinyal, harus segera direspons kekuasaan.

Baca juga: Berbeda dengan Rektor, Sivitas Akademika Unsoed Sentil Sikap Jokowi

"Nah ini tanda-tanda peringatan harus cepat direspons tidak boleh dilihat sebelah mata, jangan dianggap remeh karena kalau sudah kampus bergerak maka ikutannya mahasiswa akan bergerak," tutur dia.

Menurutnya, pergerakan kampus kerap selaras dengan rakyat. Jika Istana tidak merespons, ia khawatir peristiwa 1998 bisa terulang.

"Kalau kampus bergerak dan mahasiswa bergerak, ikutannya itu rakyat akan begerak. Nah kalau kampus menengah ke atas bergerak diikuti oleh rakyat, nah itu artinya revolusi. Maka peristiwa tahun 1998 itu bisa terulang, sekali lagi itu bisa terulang," tuturnya.

Baca juga: Ahok Sebut Jokowi Tidak Bisa Kerja, Budiman: Dia Jadi Tokoh karena Kerja Jokowi

Saat ini, lanjut dia, semua elemen akademisi, rakyat dari berbagai kalangan sudah tidak bisa lagi dibodohi dengan skema-skema elite yang tidak sesuai pada jalurnya.

"Konstitusi yang diperkosa demokrasi jangan ditabrak gitu aja. Karena kontitusi diperkosa demokrasi ditabrak akan lahir revolusi dan itu yang membahayakan. Kalau revolusi terjadi yang hancur-hancuran, yang rugi kita semua tidak akan ada pihak yang untung dan ini tentu harus kita hindari dan kita tidak inginkan ini terjadi," kata Benny.

Dia berharap, pemerintah saat ini tidak lagi membangkitkan memori pahit tentang kepemimpinan yang otoriter.

Ia mengingatkan peristiwa 1998, menjadi gerakan menggulingkan pemerintahan Soeharto yang otoriter, bertangan besi, koruptif, nepotisme.

"Cukup terjadi di tahun 1998 saja dan jangan terulang di tahun yang akan datang. Sehingga ini menyadarkan semua pihak on the track saja kepada kekuasaan yang dilaksanakan yang teguh amanat rakyat jalankan sepenuhnya kontitusi," beber dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Bandung
Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Bandung
Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Bandung
Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Bandung
BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

Bandung
Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com