INDRAMAYU, KOMPAS.com - Aparat dari Kepolisian Sektor Tukdana, Indramayu terus mendalami kronologi tenggelamnya sejumlah siswi SDN 1 Lajer di Sungai Panarikan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.
Pemeriksaan saksi terus dilakukan guna memastikan kronologi dari musibah tersebut.
Kepala Polsek Tukdana, AKP Iwa Mashadi, menyampaikan berdasarkan keterangan para saksi, peristiwa itu dilakukan di jam belajar sekolah SDN 1 Lajer untuk kelas IV dan V, pada Sabtu (17/2/2024) pagi.
Kala itu, para murid berjalan melewati jalan-jalan di persawahan.
"Itu kegiatan sekolah, berpakaian olahraga yang dipimpin seorang guru, dia berjalan di area luar sekolah, jalannya itu di area pesawahan dan di situ ada sungai," kata Iwa, Selasa (20/2/2024) siang.
Di lokasi tersebut, tepat di sisi Sungai Panarikan, sambung Iwa, ada beberapa pelajar yang mencuci kaki dan sepatu.
Namun, tak disangka, ada beberapa anak yang masuk ke titik sungai yang dalam sehingga terbawa arus.
Baca juga: 3 Siswi Indramayu Tewas Tenggelam Saat Kegiatan Pramuka, 6 Saksi Diperiksa
Iwa juga sempat menampik dugaan awal yang menyebutkan bahwa para siswa yang tenggelam itu sedang bermain mandi air hingga terseret arus.
"Tidak bermain, saya belum dapat keterangan itu. Yang saya dapati bahwa mereka sedang bersih-bersih kaki, sepatu, kotor setelah melewati sawah."
"Kemudian, mungkin ada bagian sungai yang dalam dan tanpa sadar tercebur," tambah Iwa.
Bahkan, usai pemeriksaan saksi, ditemukan fakta bahwa yang tenggelam bukanlah hanya tiga orang siswi tersebut. Ada lima orang siswi dan satu guru yang juga sempat terseret arus sungai.
Dari lima orang siswi yang terseret arus, dua dapat ditolong dan terselamatkan. Sementara tiga siswi lainnya terseret arus, tenggelam, dan ditemukan di waktu berbeda dalam kondisi meninggal dunia.
Baca juga: Kronologi Tewasnya 3 Siswi SD Indramayu, Korban Tenggelam Saat Bermain di Sungai
Sementara, guru yang menolong para siswa dan sempat terseret arus sungai pun, langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Hingga siang ini, Iwa menyebut, guru tersebut masih dalam penanganan tim medis.
Sebelumnya diberitakan, para pelajar SDN 1 Lajer sedang mengikuti kegiatan kepramukaan dari pihak sekolah saat musibah terjadi.
Namun, berdasarkan keterangan Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Cabang Kabupaten Indramayu, Jajang Sudrajat, kegiatan tersebut bukanlah Pramuka melainkan olahraga sekolah.
Kesimpulan ini didasari pada investigasi yang dilakukan tim Kwarda Pramuka usai membantu proses pencarian korban.