CIREBON, KOMPAS.com - Warga Desa Lurah Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat antre beras murah di halaman balai desa setempat, Senin (26/2/2024).
Mereka rela memburu beras meski harus antre di bawah teriknya matahari. Bahkan, antrean beras ini juga diikuti oleh buruh tani yang sehari-hari mengurus tanaman padi.
Sebagian dari mereka mengaku tak lagi ke sawah lantaran sulitnya bahan baku, cuaca ekstrem, serta sulitnya pupuk.
Andres (60) -salah satu warga yang ikut dalam antrean itu, mengaku tak lagi memiliki cadangan beras hasil panen tahun lalu.
Dia hanya mendapatkan sedikit lantaran hasil panen menurun dan kurang baik.
Baca juga: Ada Beras Murah, Warga Serbu Pasar Malam di Purwokerto
Kini, dia merasa berat jika harus membeli beras dengan harga sekitar Rp17.000-18.000 per kilogram, sehingga memilih ikut dalam antrean.
"Iya tahun kemarin terakhir panen, sehari-hari nyangkul dan nyiapin area tanduran. Sekarang sudah engga simpan (sisa), karena panennya sedikit, pupuknya kadang-kadang susah," kata Andres.
Sawah milik majikannya, kata Andres, tak lagi menanam padi karena sulitnya bibit.
Kondisi ini diperparah dengan pupuk untuk menyuburkan tanaman yang juga sulit ditemukan. Bila pun ada, pupuk nonsubsidi harganya mahal.
"Bagi saya ya sekarang ini lagi susah. Yang ga susah itu yang punya duit. Bagi kita kita yang kuli kerja tani, ya susah," keluh Andres.
Hal sama juga diungkapkan Rumsi (47), warga desa Lurah yang juga ikut dalam antrean beras murah.
Rumsi memiliki sawah sekitar 10 bata, atau setara sekitar 140 meter, tak lagi memanfaatkannya sebagai sawah. Dia mengolahnya untuk ditanami kangkung, jagung, dan tanaman lainnya.
Ini dilakukan Rumsi karena sulitnya mendapatkan bibit, pupuk, dan juga air untuk irigasi sawah.
Baca juga: Hindari Ricuh Beras Murah, Pemkot Cirebon Berlakukan Antrean Kupon
Daerah tempatnya tinggal juga perlahan dipenuhi perumahan yang menyulitkan untuk mempertahankan sawah warisan orangtuanya itu.
"Pare wes langka, ditanduri singkong, kacang panjang, kangkung, jagung. Wes sue. Padinya sudah susah dicari, jadinya ditanami singkong, kacang panjang, jagung. Sudah lama," kata Rumsi.