Antrean yang diikuti oleh ibu beranak satu ini semata-mata untuk mendapatkan beras murah seharga Rp 52 ribu per lima kilogram, atau setara Rp 10.400 per satu kilogram.
Urip, Kepala Desa Lurah menyebut, antusiasme masyarakat untuk membeli beras murah terjadi karena kondisi harga beras yang terus naik.
Saat ini, di wilayahnya, beras medium dijual seharga Rp 17 ribu dan premium di atas Rp 18 ribu rupiah per kilogram.
Harga ini jauh lebih mahal dibanding beras murah yang hanya Rp 10.400 per kilogram dengan kualitas medium.
Baca juga: Cerita Ratih Antre Beras Murah SPHP, Pulang dengan Tangan Kosong
Urip mengakui keberadaan warganya yang bekerja sebagai buruh tani yang juga ikut mengantre.
Menurut dia, buruh tani hanyalah pekerjaan, bukan petani yang memiliki sawah dan beras saat masa panen tiba.
Mengetahui banyaknya warga Desa Lurah yang kehabisan beras murah, Urip berencana akan mengajukan penambahan kuota ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Bulog Cabang Cirebon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.