BANDUNG, KOMPAS.com - Sedikitnya 60.000 nyamuk mengandung bakteri Wolbachia disebar oleh Kementerian Kesehatan di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat.
Tujuan nyamuk tersebut disebar di Kota Bandung untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan Open Data Jabar, kasus DBD di Kota Bandung pada tahun 2022 mencapai 5.205 kasus.
Baca juga: Kasus DBD di Jabar Terus Meningkat, sampai Maret 2024 Ada 7.654 Kasus
Lalu pada 2023, data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung kasus DBD menyentuh 7.512 kasus, dan 49 orang tercatat meninggal dunia.
Lantas sudah efektifkah nyamuk Wolbachia menekan angka kasus DBD di Kota Bandung?
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi mengatakan, diperlukan waktu sekitar satu tahun manfaat penyebaran nyamuk Wolbachia bisa menekan angka kasus DBD.
"Efektif itu kalau persentase nyamuk yang di wilayah tersebut 60 persen sudang mengandung Wolbachia. Nah di Ujungberung baru September 2023 dan berdasarkan laporan persentasenya baru 16 persen," ujarnya usai kegiatan Jabar Tanggap Demam Berdarah Dengue, Wujudkan Jawa Barat Bebas DBD di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (8/3/2024).
Dia menjelaskan, bakteri Wolbachia yakni untuk menghentikan reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk.
Baca juga: Nyamuk Wolbachia Bukan Hasil Rekayasa Genetika
Selain itu, memberikan perlindungan dari satu generasi nyamuk ke generasi selanjutnya.
Misalnya saja pada 2016, Vini mengatakan, nyamuk Wolbachia disebar di Yogyakakarta dan perlu beberapa tahun sampai hasilnya bisa menekan angka kasus DBD di wilayah tersebut.
"Di Yogyakarta penurunan kasusnya hingga 70 persen angka kesakitan dan kematiannya," tambah Vini.