CIREBON, KOMPAS.com- Mbok Giyem (60) mengantre di depan Ruang Traffic Management Satlantas Polres Cirebon Kota, Rabu (20/3/2024) siang.
Tangan kanannya menggenggam tiga lembar fotokopi KTP. Dia akan mendaftarkan dirinya, suaminya, dan juga anaknya ikut program mudik gratis Polres Cirebon Kota.
"Kartu Keluarga nya sedang difotokopi suami saya ke depan mas," kata Giyem kepada Kompas.com saat berbincang terkait syarat pendaftaran.
Baca juga: Jadi Tujuan Mudik Gratis, Terminal Tirtonadi Bakal Kedatangan Ribuan Pemudik
Giyem tampak tidak sabar ingin segera mendaftarkan diri karena takut kehabisan. Pasalnya dia mendengar kuota yang tersisa tinggal sedikit.
Saat tiba gilirannya, Giyem langsung masuk dan mendapatkan pelayanan bahwa kuota untuk tiga orang yang hendak dia daftarkan masih tersedia.
"Senang to, biasanya saya bayar Rp 250.000 satu orang, tiga orang jadi Rp 750.000 satu kali perjalanan mudik," tambah Giyem.
Di Cirebon, Giyem menjalani usaha sebagai tukang bakso solo keliling bersama suami dan anaknya.
Dia merasa senang dengan program mudik gratis karena membantu pengeluaran nya menjadi lebih hebat. Perjalanan pun lebih aman dan tenang.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi dan Ikawangi Fasilitasi Mudik Gratis bagi Perantau di Bali
Senada dengan Giyem, Ratnawati (25) juga merasa terbantu dengan program mudik gratis yang digelar Polres Cirebon Kota.
Dia tidak jadi mengeluarkan biaya lebih dari Rp 300.000 untuk tiket kereta api Cirebon menuju Solo.
Tingginya harga tiket terjadi karena harga tiket yang relatif lebih murah sudah habis dipesan para pemudik.
"Mahal mas, Rp 300.000 satu kali perjalanan. Itupun kalau saya masih mendapatkan tiket, tadi lihat sudah sisa sedikit," kata Ratna saat ditanya Kompas.com.