Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Pembunuh Wanita dalam Karung di Cirebon Ditangkap, Korban Sempat Diperkosa

Kompas.com, 11 Mei 2024, 14:42 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Satuan Reskrim Polresta Cirebon menangkap Ch dan FH, dua pemuda pembunuh IF, gadis berusia 22 tahun yang jasadnya ditemukan di dalam karung mengambang di Sungai Tegalgubug, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024).

Polisi menembak kaki kedua pelaku karena berusaha melawan dan melarikan diri saat ditangkap.

Baca juga: Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Haryo Prasetyo Seno, mengatakan, kedua pelaku ditangkap di dua lokasi berbeda.

Baca juga: Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

CH ditangkap di Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, sementara FH (21) ditangkap di Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Sabtu (11/5/2024).

"Kami sudah tangkap terduga pelaku pembunuhan terhadap Miss X (IF), karena pada saat itu tidak ada identitas, yang ditemukan mengambang di Sungai Tegalgubug pada Minggu sore, yang selanjutnya kita tangani," kata Haryo saat ditemui di Mapolresta Cirebon, Sabtu siang.

Kronologi pembunuhan

Haryo menjelaskan, dari keterangan kedua pelaku, pembunuhan itu bermula saat CH mengajak Indah makan siang ke rumahnya. Diketahui CH berkenalan dengan IF lewat media sosial.

IF kemudian dijemput pada Jumat (3/5/2024) malam dan bermalam di rumah CH.

Namun, setibanya di rumah CH, korban dipukul di kepala bagian belakang menggunakan balok kayu hingga kondisinya tak sadarkan diri.

CH kemudian memerkosa IF. Sementara, FH yang berada di ruangan tersebut, melakukan hal serupa sambil mencekik leher korban hingga tewas.

Setelah IF dipastikan tewas, kedua pelaku memasukkan jasad korban ke dalam karung lalu membuangnya ke sungai yang berada di samping rumah CH, Minggu dini hari.

Sekitar pukul 17.00 WIB, jasad korban ditemukan mengambang di aliran sungai di Desa Tegalgubug Lor.

Haryo mengatakan, tim Jatanras Satreskrim Polresta Cirebon masih mendalami motif kasus ini.

Pasalnya, CH telah menghubungi banyak pihak melalui aplikasi media sosial Facebook. 

"Kita masih melakukan pendalaman, untuk modus dan motif lainya. Pasalnya korban berkenalan dengan pelaku juga melalui Facebook dan banyak juga yang dihubungi terduga pelaku," kata Haryo.

Sebelumnya diberitakan, warga dikagetkan dengan penemuan mayat perempuan yang mengambang di Sungai Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Minggu (5/5/2024) petang. 

Jasad wanita tersebut dalam kondisi mulut dan tangan terikat, serta terdapat luka di kepala belakang.

Belakangan diketahui jasad tersebut merupakan IF yang dilaporkan hilang lima hari.

Pihak keluarga sempat mencari IF di indekosnya di Kabupaten Majalengka, tapi IF tidak ditemukan.

Keluarga melapor ke polisi dan ke rumah sakit. Ternyata perempuan yang tewas mengambang dan viral di media sosial adalah IF.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau