KARAWANG, KOMPAS.com - Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) akan segera memanfaatkan ruang kelas berbasis kontainer di Kampus 2 yang terletak di Jalan Lingkar Luar, Karawang.
Langkah ini diakui sebagai inovasi dan solusi cepat dalam menghadapi krisis ruang belajar yang semakin mendesak.
Belakangan ini, kabar mengenai penggunaan kelas kontainer di Unsika ramai diperbincangkan di media sosial.
Baca juga: Singperbangsa EV-1 Karya Mahasiswa Unsika Mejeng di Ajang Formula E
Kepala Biro Umum dan Keuangan Unsika, Kurniawan menjelaskan, pengadaan kelas kontainer merupakan langkah strategis bagi universitas.
Kelas-kelas ini akan dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti kursi belajar ergonomis, pendingin udara (AC), dan proyektor overhead (OHP), untuk menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan efektif.
“Kami memahami bahwa kebutuhan ruang kelas yang memadai adalah prioritas utama. Keberadaan kelas kontainer ini diharapkan bisa memberikan layanan pendidikan yang cepat, tepat, dan berkualitas untuk seluruh mahasiswa,” ujar Kurniawan dalam keterangan yang diterima Kompas.com pada Sabtu (14/12/2024).
Baca juga: Terdakwa Korupsi Pembangunan Gedung Unsika Divonis 5 Tahun Penjara
Kurniawan menambahkan, solusi ini diambil mengingat pembangunan gedung kelas konvensional memerlukan waktu yang lebih lama.
Meskipun konsep kelas berbasis kontainer baru bagi Unsika, ia menyebut, model ini telah diterapkan di berbagai institusi pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Terutama dalam situasi darurat atau untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur.
"Hal ini menunjukkan bahwa Unsika mampu mengadopsi pendekatan modern yang telah terbukti efektif untuk memenuhi kebutuhan pendidikan," kata Kurniawan.
Saat ini, Kampus 1 Unsika yang memiliki luas 3,9 hektar tidak dapat lagi menampung pelayanan akademik bagi 19.000 mahasiswa terdaftar.
Kondisi ini diperburuk dengan terhambatnya pembangunan gedung Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) akibat masalah hukum, sehingga Fasilkom masih menumpang di Gedung Perpustakaan Universitas.
Ke depannya, Kurniawan menyatakan, Unsika akan mengoptimalkan pemanfaatan Kampus 2 berdasarkan masterplan yang telah dirancang, dengan fokus pada pembangunan gedung permanen.
Rektor Unsika, Ade Maman Suherman menegaskan, penggunaan kelas kontainer bersifat sementara.
“Kami menegaskan bahwa pengadaan kelas kabin tidak akan dilakukan lagi di masa mendatang. Fokus kami adalah memastikan fasilitas pendidikan yang permanen dan berkelanjutan,” kata Maman.
Maman menambahkan, peluncuran kelas kontainer ini mencerminkan komitmen Unsika dalam memberikan pendidikan berkualitas di tengah tantangan infrastruktur.