Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Skema Polisi Antisipasi Kemacetan Jalur Nagreg Saat Mudik Lebaran

Kompas.com, 22 Maret 2025, 13:58 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polresta Bandung, Kompol Danu Raditya Atmaja, memprediksi bahwa jalur mudik di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, khususnya di jalur Cileunyi dan Nagreg, akan mengalami kepadatan hingga hari H Lebaran Idul Fitri 2025.

Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, Danu menyatakan bahwa arus lalu lintas di kedua jalur tersebut biasanya mulai lenggang pada pukul 02.00 - 03.00 WIB di hari H.

"Ya, kalau dari puncak arus mudik diprediksi ini tanggal 28 Maret. Iya, sampai hari H, itu biasanya sampai malam baru pagi pas hari H mulai longgar jalannya," ujar Danu saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (22/3/2025).

Baca juga: Truk Pasir Terperosok ke Parit di Nagreg, Sopir Meninggal di Tempat

Danu menjelaskan bahwa pihaknya akan menerapkan cara bertindak (CB) yang berbeda di kedua lokasi tersebut.

Khususnya di Gate Tol Cileunyi, jika terjadi kepadatan hingga 2 kilometer, petugas akan berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk menambah lokasi pembayaran dengan menggunakan mobile rider.

"Jadi pemudik itu kita jemput bola pakai mobile rider kalau terjadi kepadatan," terangnya.

Apabila kepadatan di Gate Tol Cileunyi memanjang hingga ke Gate Tol Summarecon, petugas akan mengalihkan arus lalu lintas ke arah Tol Cisumdawu dan keluar di Tol Jatinangor.

Baca juga: Mayat Perempuan Ditemukan di Pesawahan Nagreg Bandung, Keluarga Tolak Otopsi

"Tapi kami dari Polresta Bandung juga selalu berkoordinasi dengan Jasa Marga maupun dari Direktorat Lalu Lintas Laut Polda Jabar," tambahnya.

Di jalur Nagreg, pihaknya telah menyiapkan Pos Pengamanan dengan sejumlah petugas untuk mengurai kepadatan, termasuk di titik tanjakan Nagreg.

Selain itu, mobil derek juga disiapkan untuk mengantisipasi adanya kendaraan yang mengalami masalah.

Danu juga menyebutkan lokasi rawan kepadatan lainnya, yaitu di Pamucatan, tepatnya di dekat perlintasan rel kereta api.

"Kita pertebal personel di rel kereta api Pamucatan sehingga masyarakat yang melintas juga kita tarik agar lebih cepat melintas di rel kereta api," ujarnya.

Baca juga: Mudik 2025, Polisi Pertebal Pasukan di Cileunyi-Nagreg, 1.549 Personel Diturunkan

Wilayah Cikaledong dan Ciherang juga menjadi perhatian.

Satlantas Polresta Bandung akan berkoordinasi dengan Satlantas Polres Garut dan Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar jika terjadi kepadatan di Cikaledong.

"Biasanya, arus lalu lintas akan dialihkan ke Tasik-Limbangan kemudian ke jalur Garut Kota. Begitu sebaliknya, apabila terjadi kepadatan di Garut Kota, maka petugas akan mengalihkan ke arah Tasik dan Limbangan," jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau