Sementara pada bangunan Sayap Kanan terdapat ruangan yang berisi perbaot dan perlengkapan istirahat.
4. Paviliun dan Bangunan Lain
Selain Gedung Induk, Paviliun Sayap Kiri, dan Sayap Kanan, Istana Bogor juga memiliki bangunan lain.
Di antaranya adalah Paviliun Amarta, Gedung Dyah Bayurini, hingga Gedung Serba Guna.
Paviliun Amarta pernah digunakan sebagai kediaman Presiden Soekarno dan Ibu Hartini.
Sementara Gedung Dyah Bayurini dibangun pada tahun 1964 yang luasnya 560,44 meter persegi.
Gedung ini sebagai tempat istirahat Presiden dan keluarga, dengan suasana yang menyejukkan, dengan warna yang didominasi hijau muda.
Selain itu di area Istana Bogor juga ada Museum Kepresidenan Balai Kirti. Ini merupakan bangunan baru yang digagas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 18 Oktober 2014.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Istana Bogor dibangun sebagai tempat alternatif para pejabat Belanda yang merasa Batavia sudah terlalu padat.
Dalam perjalanannya, Istana Bogor memiliki fungsi utama sebagai tempat peristirahatan.
Namun, sejak tahun 1870, Istana Bogor menjadi kediaman resmi Gubernur Jenderal Belanda.
Sejak saat itu, tercatat ada 44 Gubernur Jenderal Belanda yang menghuni Istana ini, dengan Tjarda van Starckenborg Stachouwer, sebagai yang terakhir.
Pada masa pendudukan Jepang, istana ini dijadikan sebagai salah satu markas militer sehingga bangunannya menjadi tidak terawat.
Setelah kemerdekaan, sejumlah agenda penting berskala internasional digelar di Istana Bogor.
Di antaranya sebagai tempat Konferensi Lima Negara pada 28-29 Desember 1954. Selain itu juga ada Forum Jakarta Informal Meeting yang membahas konflik Kamboja pada 25-30 Juli 1988.
Pertemuan Para Pemimpin APEC juga pernah digelar di Istana Bogor pada tanggal 15 November 1994.
Sumber:
Kompas.com
Setneg.go.id