Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Berbahasa Sunda "Nana" Jadi Finalis Festival Film Berlin

Kompas.com - 21/01/2022, 11:29 WIB
Dendi Ramdhani,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Film berbahasa Sunda "Before, Now & Then (Nana)" karya sutradara Kamila Andini dan produser Ifa Isfansyah dan Gita Fara terseleksi untuk tayang perdana di program kompetisi utama 72nd Berlin International Film Festival.

Film yang diperankan oleh Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil, itu mengangkat kisah hidup Raden Nana Sunani yang diadaptasi dari penggalan novel "Jais Darga Namaku" karya Ahda Imran, yang berlatar tahun 1960.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut bangga dengan capaian itu.

Apalagi, Pemprov Jabar turut mendukung dalam produksi film tersebut.

Baca juga: Film Serdam, Matinya Alat Musik Khas Lampung dan Kisah Horor di Baliknya

"Ini ada peristiwa bersejarah. Ada film Indonesia finalis Festival Film Berlin dan pertama kali berbahasa daerah, yaitu berbahasa Sunda," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu pada Jumat (21/1/2022).

Menurut Emil, pengakuan dunia terhadap karya anak bangsa patut diapresiasi, mengingat saat ini isu kebhinekaan sedang menjadi sorotan.

"Prestasi ini sangat membanggakan. Menunjukkan jangan malu berbahasa daerah, lestarikan bahasa daerah dengan cara baru melalui medium film, konten dan sebagainya," tutur Emil.

Baca juga: Film 2020 Rilis, Upaya White Shoes & The Couples Company Kawinkan Musik dan Sinema

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Benny Bachtiar menuturkan, tradisi budaya bisa mendunia apabila dikemas dengan konsep yang baik.

"Kita bisa membuktikan bahwa tradisi budaya itu bisa mendunia. Ini sejarah bagi masyarakat Sunda," ucap Benny.

Benny mengatakan, film Nana bisa menjadi momentum baik bagi pemerintah maupun sineas untuk lebih mengeksplorasi potensi sejarah lokal untuk diangkat menjadi sebuah karya.

Apalagi, menurut Benny, banyak cerita legenda yang bisa diangkat menjadi sebuah film.

"Contoh, apa menariknya Upin Ipin? Tapi dikemas sedemikian rupa dengan pendekatan adat, jadi lebih menarik. Kita kan ada legenda Lutung Kasarung, Nyi Roro Kidul. Itu kan ceritanya bisa diangkat dan bisa memperkaya nuansa budaya nasional," kata Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com