Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap Putih, Badan Geologi: karena Uap Air

Kompas.com - 14/02/2022, 15:48 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Hembusan asap berwarna putih terlihat di kawah ecoma Tangkuban Parahu. Badan geologi menyebut, asap putih itu teramati sejak Sabtu (12/2/2022) siang hingga Minggu (13/2/2022).

Semburan asap putih itu memiliki intensitas tipis hingga kuat, dan tinggi asap mencapai 60-100 meter.

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, berdasarkan pengamatan visual pada Sabtu (12/2/2022) pukul 11.43 WIB, teramati hembusan asap berwarna putih dari kawah ecoma dengan intensitas tippis hingga kuat dan tinggi mencapai 100 meter dari dasar kawah.

Baca juga: Gunung Tangkuban Parahu Semburkan Asap Putih, Ini Penyebabnya Kata PVMBG

Kemudian pada Minggu (13/2/2022), asap putih masih keluar dari dasar kawah dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi asap mencapai 20-60 meter dari dasar kawah.

Dari hasi evaluasi, Eko mengatakan bahwa pengamatan visual dan instrumental mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu belum mengalami peningkatan signifikan.

Eko menjelaskan, hembusan asap putih yang muncul dari Kawah Ecoma diduga akibat adanya dinamika air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang kemudian terpanaskan dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi.

Kondisi ini yang kemudian menyebabkan overpressure sementara (transien) dan gas keluar berupa hembusan yang cukup kuat melalui zona lemah (rekahan).

"Hembusan berwarna putih mengindikasikan bahwa aktivitas ini didominasi oleh uap air," kata eko melalui keterangannya, Senin (14/02/2022).

Mengacu pada hasil pemantauan visual dan instrumental dan estimasi potensi ancaman bahaya terkini, kata eko, maka tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal).

Pada level normal ini, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pedangan, wisatawan, dan pendaki, tidak turun ke dasar kawah Ratu dan Kawah Upas, serta tak berlama-lama berada di dalam kawasan kawah aktif yang ada di komplek gunung tersebut.

Baca juga: Selama 2022, Ada 80 Kali Gempa Hembusan di Tangkuban Parahu, Ini Dampaknya

"Mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat terjadi secara tiba-tiba, yaitu dengan tidak berlama-lama berada di sekitar area kawah aktif G. Tangkubanparahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa," ucapnya.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas. Meski begitu, masyarakat diharapkan tetap tenang beraktivitas seperti biasa tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu.

"Tetap memperhatikan perkembangan kegiatan G. Tangkubanparahu yang dikeluarkan oleh BPBD setempat dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Sukabumi, Otopsi Ungkap Bekas Kekerasan

Bandung
Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bupati Karawang Ungkap Komitmen soal Jaga Iklim Investasi dan Buruh

Bandung
Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Fakta dan Kronologi Pendaki Asal Bandung Meninggal di Gunung Ciremai

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com